Hammad Hendra
Rabu, Desember 10, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| MBG resmi bergulir di Lingga, anak dapat gizi gratis dan ekonomi warga ikut terdongkrak. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digerakkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Yayasan Pasundan Bakti Pertiwi resmi dimulai di SMPN 1 Lingga pada Rabu (10/12/2025).
Peluncuran perdana ini dihadiri sejumlah pejabat daerah, termasuk Bupati Lingga, Wakil Bupati Lingga, Ketua DPRD, Ketua Dekranasda, serta Ketua Yayasan Pasundan Bakti Pertiwi.
Kepala SMPN 1 Lingga, Suryati, S.Pd., menyampaikan rasa terima kasih atas dipilihnya sekolah tersebut sebagai lokasi kick off MBG.
“Terima kasih atas dukungan yang diberikan. Semoga apa yang diterima anak-anak hari ini benar-benar bermanfaat untuk tumbuh kembang mereka,” ujarnya.
Dua dapur agromigrasi sudah beroperasi
Wakil Bupati Lingga sekaligus Ketua Satgas MBG, Ir. H. Novrizal, menjelaskan bahwa dua dapur agromigrasi atau dapur reguler sudah beroperasi di Dabo dan Daik.
Beberapa dapur lain juga masih dalam tahap pembangunan untuk memastikan pemerataan layanan gizi ke seluruh wilayah.
“Alhamdulillah, meskipun masih dalam tahap persiapan, program ini sudah mulai bisa dijalankan hari ini. Selain dapur agromigrasi, kemudian juga ada dapur 3T dengan jumlah penerima manfaat di bawah seribu orang yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan,” jelas Novrizal.
Tidak hanya untuk anak, tapi juga dorong ekonomi warga
Novrizal menegaskan bahwa manfaat MBG bukan hanya memenuhi kebutuhan gizi para pelajar, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi bagi warga sekitar.
“Program ini menjadi pengungkit ekonomi. Petani dan nelayan kita mendapatkan tambahan pasar karena bahan pangan yang digunakan berasal dari mereka,” tambahnya.
Komitmen lanjutkan perluasan program
Dengan dimulainya program MBG di Lingga, pemerintah daerah bersama yayasan dan seluruh pemangku kepentingan memastikan komitmen untuk memperluas cakupan layanan.
Upaya ini dilakukan agar pemenuhan gizi anak makin terjamin sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
Peluncuran perdana ini menjadi langkah awal menuju layanan gizi yang lebih merata dan ekonomi masyarakat yang semakin berdaya.



















































