Menko Airlangga Ungkap Ekonomi Digital Indonesia Bisa Tembus Rp6.656 Triliun pada 2030, QRIS Jadi Motor Utama

5 hours ago 6

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Kamis, Oktober 30, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Menko Airlangga Ungkap Ekonomi Digital Indonesia Bisa Tembus Rp6.656 Triliun pada 2030, QRIS Jadi Motor Utama
Menko Airlangga Ungkap Ekonomi Digital Indonesia Bisa Tembus Rp6.656 Triliun pada 2030, QRIS Jadi Motor Utama

PEWARTA.CO.ID — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, membeberkan bahwa ekonomi digital Indonesia kini menempati posisi penting di kawasan Asia Tenggara dengan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Airlangga, nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2024 telah mencapai USD90 miliar. Angka ini diperkirakan akan melesat hingga USD400 miliar atau setara dengan Rp6.656 triliun pada tahun 2030, berdasarkan kurs saat ini Rp16.640 per USD.

Lonjakan tersebut didorong oleh sektor keuangan digital yang kian berkembang dan banyak diadopsi oleh masyarakat.

“Ekonomi digital telah tumbuh pesat dan menjadi salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN. Di tahun 2024, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 90 miliar (dolar AS) dan diproyeksikan akan mencapai 400 miliar (dolar AS) di tahun 2030. Salah satu yang didukung adalah sektor keuangan digital,” ujar Airlangga dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2025 di Jakarta International Convention Center, Kamis (30/10/2025).

Elektronifikasi program pemerintah

Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah terus memperkuat upaya digitalisasi dan elektronifikasi berbagai layanan publik sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Tujuannya agar penyaluran bantuan sosial dan berbagai program kesejahteraan dapat lebih tepat sasaran.

“Sejalan dengan pesan Bapak Presiden, perlu dilakukan elektronifikasi program pemerintah, di mana setiap keluarga Indonesia tentunya perlu mempunyai inklusi keuangan agar penyaluran berbagai program pemerintah seperti bantuan sosial lebih tepat sasaran,” kata Airlangga.

Upaya ini, lanjutnya, diharapkan mampu memperluas akses keuangan digital hingga ke pelosok negeri dan memperkuat inklusi finansial nasional yang saat ini terus meningkat.

QRIS sorong pertumbuhan ekonomi rakyat

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga turut menyoroti peran besar Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam mempercepat transformasi ekonomi digital.

Sistem pembayaran digital yang diinisiasi oleh Bank Indonesia itu kini telah menjangkau hingga lapisan pelaku usaha kecil dan menengah.

“Pemanfaatan sektor keuangan digital melalui QRIS telah menjangkau pelaku usaha termasuk warung kecil. Dan saat ini menurut BI penggunanya sudah mencapai sekitar 56 juta dan 93 persen QRIS dilakukan oleh UMKM,” ungkapnya.

Penerapan QRIS dinilai berkontribusi besar terhadap inklusi keuangan karena mempermudah transaksi tanpa uang tunai, mempercepat perputaran ekonomi lokal, dan membantu pelaku UMKM masuk ke ekosistem digital.

Airlangga menilai tren tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia tidak hanya berasal dari kebijakan pemerintah, melainkan juga lahir secara alami dari kesadaran dan inisiatif masyarakat.

Meski peluang di sektor digital sangat besar, Airlangga mengingatkan adanya tantangan baru yang tidak boleh diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah menjaga keamanan sistem pembayaran dan meningkatkan literasi digital agar masyarakat tidak mudah terjebak risiko keuangan digital.

“Kita menyadari bahwa peluang yang besar ini muncul tantangan baru, yaitu bagaimana memastikan keamanan sistem pembayaran, meningkatkan literasi digital masyarakat, serta membangun kepercayaan agar inovasi keuangan digital tumbuh secara berkelanjutan,” pungkas Airlangga.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |