Hammad Hendra
Rabu, Desember 10, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Telkom genjot transformasi PaDi UMKM jadi pusat pengadaan BUMN. (Dok. ANTARA) |
PEWARTA.CO.ID — PT Telkom Indonesia terus mendorong percepatan transformasi Pasar Digital (PaDi) UMKM agar tidak hanya menjadi lokapasar biasa, melainkan pusat pengadaan barang dan jasa bagi seluruh BUMN.
Tekanan itu disampaikan Direktur IT Digital Telkom, Faizal Rochmad Djoemadi, dalam acara PaDi Business Forum & Showcase 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu.
“Ajakan untuk membuat PaDi UMKM ini menjadi besar, bagaimana caranya? Mari kita bikin transformasi yang besar, kita jadikan PaDi UMKM menjadi platform pengadaan BUMN,” ujar Faizal dalam sambutannya.
PaDi UMKM selama ini dirancang sebagai jembatan antara pelaku usaha kecil dan perusahaan negara, dengan tujuan mempercepat proses belanja BUMN, meningkatkan efisiensi, dan memperluas akses pembiayaan bagi pelaku UMKM.
Telkom berperan sebagai agregator utama yang mengelola ekosistem tersebut.
Faizal menegaskan bahwa transformasi PaDi UMKM sangat relevan bagi BUMN karena platform ini mengutamakan penggunaan produk buatan dalam negeri yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi.
Ia memaparkan pertumbuhan transaksi PaDi UMKM yang terus meningkat.
“Sejak diresmikan tanggal 17 Agustus 2020, atau 5,5 tahun yang lalu, nilai transaksi (GMV) di PaDi UMKM meningkat 11 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu (Q1–Q3 tahun 2024), dengan nilai transaksi sebesar Rp3,7 triliun, sedangkan periode yg sama di 2025, sebesar Rp4,1 triliun,” jelasnya.
Meski demikian, ia menilai potensi PaDi UMKM masih jauh lebih besar. Dari 64 juta lebih jumlah UMKM di Indonesia, baru sekitar 180 ribu yang telah bergabung.
“Sepanjang lima tahun, sudah 180 ribu UMKM telah bergabung. Tapi kalau melihat total UMKM yang menurut laporan sebanyak 60 juta, ini sebetulnya belum signifikan yang bergabung dan merasakan manfaat dari PaDi UMKM ini,” tambah Faizal.
Dari sisi pembiayaan, fitur Invoice Financing yang tersedia di platform PaDi UMKM juga makin dimanfaatkan seller.
Telkom mencatat pembiayaan yang tersalurkan hampir menyentuh Rp500 miliar.
Menariknya, meski batas pengajuan bisa mencapai Rp5 miliar per invoice, mayoritas pelaku UMKM justru lebih sering mengambil pembiayaan di kisaran Rp100 juta.
Tren tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja tetap menjadi prioritas utama bagi UMKM untuk menjaga kelangsungan bisnis dan meningkatkan kapasitas usaha mereka.



















































