Redaksi Pewarta.co.id
Rabu, Desember 24, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Kemenpora–Kemenpar Bakal Perbanyak Sport Tourism di Indonesia Mulai 2026 |
PEWARTA.CO.ID — Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI resmi menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI untuk memperkuat pengembangan sport tourism nasional mulai 2026.
Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan dokumen kerja sama yang berlangsung di Gedung Kemenpora RI, Jakarta, pada Senin, 22 Desember 2025.
Kolaborasi lintas kementerian ini menjadi langkah konkret pemerintah dalam memaksimalkan potensi wisata olahraga yang dinilai belum tergarap optimal, meski Indonesia memiliki kekayaan alam dan destinasi wisata berkelas dunia.
Sport Tourism butuh sinergi lintas kementerian
Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Erick Thohir, menegaskan bahwa pengembangan sport tourism tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan sinergi kuat antarinstansi agar dampaknya terasa luas, baik bagi pariwisata maupun perekonomian daerah.
Menurut Erick, Kemenpora dan Kemenpar telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah destinasi wisata yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat sport tourism. Salah satu contoh nyata adalah kawasan Danau Toba di Sumatra Utara yang kini rutin menjadi tuan rumah ajang internasional F1 Powerboat.
"Hari ini dari Kementerian Pariwisata diwakili langsung oleh (Menpar) Bu Widi (Widiyanti Putri Wardhana) menanyakan sinergisitas. Bagaimana kami bisa bersinergi untuk meningkatkan dampak yang terjadi untuk sport tourism di Indonesia," kata Erick dalam konferensi pers, dikutip Rabu (24/12/2025).
Ia menambahkan bahwa potensi wisata olahraga di Tanah Air masih sangat besar untuk dikembangkan secara menyeluruh.
"Karena saya rasa sport tourism di Indonesia adalah salah satu yang belum kami tingkatkan secara menyeluruh dengan keindahan alam kita," tambah pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI tersebut.
Potensi ekonomi Sport Tourism terus meningkat
Penguatan sport tourism bukan tanpa alasan. Data United Nations World Tourism Organization (UNWTO) mencatat bahwa sport tourism menyumbang lebih dari 10 persen total belanja pariwisata global. Bahkan, sektor ini diproyeksikan tumbuh hingga 17,5 persen per tahun sampai 2030.
Di dalam negeri, Kemenpar mencatat nilai ekonomi sport tourism Indonesia mencapai Rp18,79 triliun sepanjang 2024. Angka tersebut menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan seiring meningkatnya minat wisata berbasis olahraga, baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sementara itu, Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana, menyambut positif kerja sama ini. Ia menilai semakin banyak event olahraga yang digelar di destinasi wisata, maka pergerakan wisatawan juga akan meningkat.
"UMKM di sana hidup, masyarakat daerah juga mendapat pemasukan yang lebih di saat-saat event-event tersebut," kata Widi.
Menurutnya, event olahraga bukan hanya berdampak pada sektor pariwisata, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal, khususnya bagi pelaku UMKM dan masyarakat sekitar destinasi.
"Kami tentu harus lebih banyak berinovasi event-event apalagi selain maraton, sepeda, triathlon, hiking dan lain sebagainya di destinasi kami lakukan di Mandalika, juga ada di Toba," tandasnya.



















































