Redaksi Pewarta.co.id
Sabtu, Desember 27, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Kisah Anton Bachrul Alam dari Kapolda Jatim ke Jamaah Tabligh, Perjalanan Spiritual yang Berawal dari Penyelidikan |
PEWARTA.CO.ID — Nama Komjen Pol (Purn) Anton Bachrul Alam pernah menjadi sorotan publik saat masih aktif di Korps Bhayangkara.
Mantan Kapolda Jawa Timur ini dikenal sebagai perwira tinggi Polri yang memiliki perhatian besar terhadap penguatan nilai-nilai keagamaan di lingkungan kepolisian. Namun, siapa sangka, perjalanan spiritualnya hingga aktif di Jamaah Tabligh justru bermula dari rasa curiga.
Kini, setelah purna tugas, Anton Bachrul Alam lebih banyak menghabiskan waktu dengan aktivitas dakwah. Ia aktif mengikuti khuruj, yakni berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mengajak masyarakat kepada kebaikan dan penguatan iman, sebagaimana tradisi Jamaah Tabligh.
Figur religius saat menjabat Kapolda Jawa Timur
Saat menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur, Anton Bachrul Alam sempat mencuri perhatian publik lewat sejumlah kebijakan yang bernuansa religius.
Ia mewajibkan anggota kepolisian untuk menunaikan salat berjamaah tepat waktu serta mengimbau polisi wanita (Polwan) agar mengenakan hijab saat bertugas.
Tak jarang pula, Anton tampil mengenakan sorban di luar seragam dinasnya. Sikap tersebut membuatnya dikenal sebagai salah satu perwira tinggi Polri yang vokal memperjuangkan hak muslimah di institusi kepolisian, khususnya terkait penggunaan hijab, sesuatu yang kini telah menjadi pemandangan lazim di lapangan.
Rekam jejak panjang di kepolisian
Dalam perjalanan kariernya, Anton Bachrul Alam tercatat pernah tiga kali menjabat sebagai Kapolda di wilayah berbeda. Selain itu, ia juga dipercaya menduduki posisi strategis sebagai Kepala Divisi Humas Mabes Polri pada periode 2010–2011.
Puncak kariernya di kepolisian ditutup dengan jabatan Inspektur Pengawasan Umum (Itwasum) Polri. Ia resmi memasuki masa pensiun pada 1 September 2014 dengan pangkat Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol), atau jenderal bintang tiga.
Awal mula ketertarikan pada Jamaah Tabligh
Selepas pensiun, aktivitas Anton Bachrul Alam beralih ke dunia dakwah. Ketertarikannya pada Jamaah Tabligh ternyata berawal dari rasa curiga terhadap kelompok ini yang kerap berpindah-pindah masjid.
Sebagai aparat penegak hukum, naluri pengawasannya muncul. Anton bahkan sempat meminta sejumlah anak buahnya untuk memantau aktivitas Jamaah Tabligh.
Namun, hasilnya justru di luar dugaan. Alih-alih menemukan hal mencurigakan, para anggota yang ditugaskan memantau justru menunjukkan perubahan positif dalam kehidupan beragama.
Penyelidikan menjadi penghayatan
Rasa penasaran Anton kian besar. Ia kemudian memutuskan untuk turun langsung dan merasakan kehidupan Jamaah Tabligh dari dekat. Selama tiga hari, ia tinggal di salah satu masjid bersama para aktivis Jamaah Tabligh.
Pengalaman tersebut meninggalkan kesan mendalam. Anton Bachrul Alam mengaku terharu melihat kesungguhan dan konsistensi dakwah yang dijalankan Jamaah Tabligh, yang dilakukan secara sederhana namun penuh keikhlasan.
Dari situlah pandangannya berubah. Penyelidikan yang awalnya didorong oleh kecurigaan justru berujung pada penghayatan spiritual.
Mantap bergabung dan berdakwah
Pengalaman langsung tersebut akhirnya mengantarkan Anton Bachrul Alam pada sebuah keputusan besar. Ia memilih bergabung dan menjadi bagian dari Jamaah Tabligh, sebuah kelompok dakwah yang dikenal konsisten mengajak umat kepada kebaikan melalui pendekatan personal dan keteladanan.
Kini, mantan jenderal bintang tiga itu dikenal aktif berdakwah, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual.
Perjalanan hidup Anton Bachrul Alam pun menjadi contoh bagaimana pencarian kebenaran bisa datang dari arah yang tak terduga, bahkan dari sebuah penyelidikan yang berujung pada perubahan hidup.
Sumber: FP/Komunitas Orang Jawa Timur



















































