Update Jumlah Korban Meninggal Bencana Sumatera, BNPB: 1.112 Orang Tewas Akibat Banjir dan Longsor

3 hours ago 4

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Rabu, Desember 24, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

 1.112 Orang Tewas Akibat Banjir dan Longsor
Update Jumlah Korban Meninggal Bencana Sumatera, BNPB: 1.112 Orang Tewas Akibat Banjir dan Longsor

PEWARTA.CO.ID — Korban jiwa akibat rangkaian bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera terus mengalami peningkatan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga Selasa, 23 Desember 2025, total korban meninggal dunia telah mencapai 1.112 orang.

Data tersebut disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melalui kanal resmi BNPB pada Selasa (23/12/2025).

Angka ini menunjukkan adanya penambahan enam korban jiwa dibandingkan laporan sebelumnya yang dirilis pada Senin, 22 Desember 2025.

Berdasarkan rekapitulasi BNPB, sebaran korban meninggal dunia tersebar di tiga provinsi terdampak paling parah, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Rincian korban meninggal di tiga provinsi

BNPB mencatat Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan jumlah korban jiwa tertinggi akibat bencana tersebut. Hingga 23 Desember 2025, jumlah korban meninggal di Aceh tercatat mencapai 483 orang.

Sementara itu, di Sumatera Utara, korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor tercatat sebanyak 369 jiwa. Adapun di Sumatera Barat, jumlah korban meninggal mencapai 260 orang.

Selain korban tewas, BNPB juga melaporkan masih ada ratusan warga yang belum ditemukan. Hingga saat ini, sebanyak 176 orang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian oleh tim gabungan. Angka tersebut bertambah satu orang dibandingkan data pada hari sebelumnya.

Ratusan ribu warga masih mengungsi

Dampak bencana tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga memaksa ratusan ribu warga meninggalkan tempat tinggal mereka. BNPB mencatat sekitar 498.447 jiwa masih berada di pengungsian atau tinggal sementara di rumah kerabat.

Meski sebagian warga telah kembali ke rumah masing-masing, jumlah pengungsi masih tergolong tinggi mengingat kondisi wilayah terdampak yang belum sepenuhnya pulih, terutama di daerah yang mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang dan longsor.

Pemerintah fokus penanganan pascabencana

BNPB memastikan pemerintah menjamin pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi, mulai dari sandang hingga pangan. Abdul Muhari menegaskan, pemerintah bersama BNPB dan seluruh pemangku kepentingan terus memusatkan perhatian pada upaya penanganan pascabencana.

Langkah-langkah yang dilakukan meliputi pencarian dan evakuasi korban hilang, pendistribusian bantuan logistik, pemulihan akses jalan dan komunikasi, serta perbaikan infrastruktur vital.

Infrastruktur yang menjadi prioritas mencakup jaringan listrik dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah terdampak bencana.

Kondisi jalan di Aceh berangsur pulih

Dalam konferensi pers tersebut, BNPB juga memaparkan peta kondisi ruas jalan yang terdampak bencana di Provinsi Aceh. Ruas jalan yang ditandai dengan warna hitam menunjukkan jalur yang sudah dapat dilalui kendaraan, sedangkan ruas berwarna kuning masih dalam proses perbaikan.

Abdul Muhari menjelaskan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menetapkan target percepatan perbaikan infrastruktur, khususnya jalan dan jembatan yang menghubungkan Kabupaten Bireuen dan Bener Meriah.

“Ini merupakan jalur krusial karena menjadi salah satu akses utama yang diharapkan segera terhubung. Kementerian PU menyampaikan bahwa hampir semua titik jalan dan jembatan tersebut akan diupayakan selesai tidak lebih dari akhir Desember 2025,” jelas Abdul Muhari.

Upaya percepatan pemulihan akses ini diharapkan dapat memperlancar distribusi bantuan, mempermudah mobilitas warga, serta mempercepat pemulihan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah terdampak bencana.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |