Redaksi Pewarta.co.id
Senin, Desember 01, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi November 2025, BPS Ungkap Tekanan Terbesar |
PEWARTA.CO.ID — Lonjakan harga emas perhiasan kembali menjadi sorotan Badan Pusat Statistik (BPS) setelah komoditas tersebut tercatat sebagai penyumbang terbesar inflasi bulanan pada November 2025.
Kenaikan ini memperpanjang tren inflasi emas yang sudah berlangsung selama lebih dari dua tahun.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa harga emas perhiasan menunjukkan pola peningkatan yang sangat konsisten.
Dalam rilis resmi BPS yang digelar di Jakarta pada Senin (1/12/2025), Pudji menyebut komoditas ini telah mengalami inflasi selama 27 bulan berturut-turut.
"Pada November 2025, emas perhiasan mengalami inflasi sebesar 3,99 persen dan andil inflasinya adalah sebesar 0,08 persen, dan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya," kata Pudji dalam Rilis BPS di Jakarta, Senin (1/12/2025).
Emas jadi pendorong terbesar kelompok perawatan pribadi
Dalam kategori pengeluaran, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya tercatat sebagai penyumbang inflasi bulanan terbesar. Kelompok ini mencatat inflasi 1,21 persen dan andil 0,09 persen terhadap total inflasi nasional.
Emas perhiasan menjadi komoditas paling dominan dalam kelompok tersebut, memberikan kontribusi hingga 0,08 persen—menunjukkan betapa besarnya dampak pergerakan harga emas terhadap laju inflasi bulan ini.
RELEVAN DIBACA!
Ekspor RI Tembus USD234 Miliar, BPS Ungkap Kinerja Nonmigas Menguat Tajam Sepanjang 2025
Komoditas lain yang mengerek inflasi
Selain emas, sejumlah komoditas lain juga ikut memberikan tambahan tekanan inflasi November 2025. Di antaranya:
- Tarif angkutan udara: andil inflasi 0,04 persen
- Bawang merah: 0,03 persen
- Ikan segar: 0,02 persen
- Wortel: 0,02 persen
Kenaikan pada sektor transportasi udara dan bahan pangan tertentu turut mempertegas fluktuasi harga menjelang akhir tahun.
Daftar komoditas penyebab deflasi
Di sisi lain, beberapa komoditas justru memberikan efek penahan inflasi atau deflasi. BPS mencatat sejumlah harga pangan mengalami penurunan harga yang cukup signifikan, seperti:
- Daging ayam ras: deflasi 0,03 persen
- Beras dan cabai merah: masing-masing deflasi 0,02 persen
- Telur ayam ras dan kentang: masing-masing deflasi 0,01 persen
Penurunan harga pangan ini membantu meredam tekanan inflasi secara keseluruhan.
Secara umum, BPS melaporkan inflasi bulanan pada November 2025 mencapai 0,17 persen dibandingkan Oktober 2025. Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi tercatat sebesar 2,72 persen, dan inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) berada di angka 2,27 persen.
Laporan ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi kenaikan harga di beberapa komoditas kunci, khususnya emas, namun situasi inflasi nasional masih berada dalam rentang yang relatif terkendali.



















































