Indeks Bisnis-27 Terkoreksi, Saham BUMI hingga PGEO Tetap Ngebut di Awal Pekan

1 day ago 14

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Senin, Desember 15, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Indeks Bisnis-27 Terkoreksi, Saham BUMI hingga PGEO Tetap Ngebut di Awal Pekan
Indeks Bisnis-27 Terkoreksi, Saham BUMI hingga PGEO Tetap Ngebut di Awal Pekan

PEWARTA.CO.ID — Pergerakan pasar saham Tanah Air pada awal pekan ini menunjukkan dinamika yang menarik. Di saat Indeks Bisnis-27 justru dibuka melemah, sejumlah saham unggulan seperti BUMI, BRPT, KLBF, hingga PGEO masih mampu mencatatkan penguatan pada perdagangan Senin (15/12/2025).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kolaborasi BEI dengan Harian Bisnis Indonesia tersebut terkoreksi tipis 0,04 persen ke level 546,36 hingga pukul 09.02 WIB. Secara komposisi, tercatat 11 saham bergerak menguat, 10 saham melemah, sementara 6 saham lainnya stagnan.

BUMI dan BRPT pimpin penguatan

Di tengah tekanan indeks, saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) tampil sebagai top gainer dengan kenaikan 2,17 persen ke harga Rp376 per saham. Penguatan BUMI diikuti oleh PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang naik 1,35 persen ke level Rp3.760 per saham.

Sementara itu, saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) turut mencatatkan apresiasi sebesar 1,29 persen menjadi Rp1.175 per saham. Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) juga bergerak searah dengan kenaikan 1,29 persen ke harga Rp1.180 per saham.

DSNG dan HEAL jadi pemberat

Di sisi lain, tekanan terlihat pada saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) yang terkoreksi paling dalam, turun 3,06 persen ke level Rp1.425 per saham. Penurunan juga dialami PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) yang melemah 2,08 persen menjadi Rp1.410 per saham.

IHSG tetap menguat

Berbeda dengan Indeks Bisnis-27, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru dibuka di zona hijau. Hingga pukul 09.02 WIB, IHSG naik 0,19 persen ke posisi 8.676,83. Pada pembukaan perdagangan, IHSG sempat berada di level 8.705,24 dan menyentuh posisi tertingginya di 8.715,18.

Proyeksi IHSG masih konsolidasi

Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memprediksi pergerakan IHSG pada pekan ini cenderung bergerak konsolidatif. Hal tersebut dipengaruhi oleh tekanan eksternal serta terbatasnya katalis jangka pendek baik dari global maupun domestik.

Tekanan eksternal datang dari pasar saham Amerika Serikat, di mana Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Jumat (12/12/2025) akibat koreksi saham-saham sektor kecerdasan buatan (AI). Kondisi tersebut membuat pergerakan indeks utama di AS berakhir mixed sepanjang pekan lalu.

“Koreksi pada perdagangan akhir pekan lalu disinyalir sebagai rotasi sektor, di mana investor beralih ke saham-saham cyclical yang dianggap lebih sensitif terhadap ekonomi dan melakukan profit takingterhadap saham-saham berorientasi pertumbuhan seperti saham yang terkait dengan AI,” ujarnya.

Fokus data ekonomi global dan domestik

Pada pekan ini, pelaku pasar global akan mencermati rilis sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat, termasuk nonfarm payrolls (NFP) periode Oktober dan November 2025.

Selain itu, data penjualan ritel, inflasi, serta indeks aktivitas manufaktur dan jasa atau purchasing managers’ index (PMI) juga menjadi perhatian utama investor global.

Data-data tersebut dinilai akan menjadi salah satu acuan penting dalam menentukan arah kebijakan bank sentral ke depan.

Dari dalam negeri, pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dijadwalkan berlangsung pada 17 Desember 2025. Selain itu, data pertumbuhan kredit perbankan juga berpotensi memengaruhi sentimen investor.

Aksi korporasi jadi penopang

Di tengah minimnya sentimen makro, Valdy menilai aksi korporasi emiten masih berpeluang menjadi katalis pergerakan IHSG. Aktivitas tersebut diperkirakan mampu menjaga minat beli investor pada saham-saham tertentu.

Secara teknikal, Valdy menjelaskan bahwa indikator MACD masih menunjukkan pelebaran histogram negatif. Namun, pelemahan Stochastic RSI mulai melandai dan mendekati area oversold.

“IHSG masih di bawah level MA5, sehingga diperkirakan berpotensi mengalami konsolidasi pada kisaran level 8.550-8.700 di pekan ini,” tutur Valdy.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |