Redaksi Pewarta.co.id
Sabtu, Agustus 23, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Hasil Autopsi Ungkap Luka Mematikan di Leher dan Dada Kacab Bank BUMN yang Diculik. |
PEWARTA.CO.ID — Hasil autopsi jenazah MIP (37), Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan, akhirnya terungkap.
Tim forensik memastikan adanya luka serius di bagian tubuh korban yang diakibatkan oleh hantaman benda tumpul.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri Brigjen dr Prima Heru menyampaikan, luka tersebut ditemukan pada bagian luar dan dalam tubuh korban.
Area luka yang paling fatal berada di leher dan dada, menyebabkan gangguan pernapasan hingga berujung kematian.
"Tanda kekerasan pada bagian luar dan dalam tubuh korban. Luka-lukanya bagian dada dan leher," kata Prima kepada wartawan di RS Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (22/8/2025).
Menurutnya, luka tersebut disebabkan oleh tekanan keras pada bagian vital tubuh korban.
"(Akibat) benda tumpul. Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan dia kesulitan bernapas," tandasnya.
Kronologi sebelum penemuan jasad
Sebelum ditemukan tewas di kawasan Bekasi, MIP diduga kuat menjadi korban penculikan di area parkir sebuah pusat perbelanjaan di Ciracas, Jakarta Timur.
Dugaan tersebut diperkuat dengan bukti rekaman CCTV berdurasi 38 detik yang memperlihatkan momen penculikan berlangsung cepat dan terencana.
Dalam rekaman tersebut, korban tampak hendak masuk ke mobil pribadinya yang berwarna hitam. Namun, sejumlah orang keluar dari sebuah mobil putih yang terparkir di sebelahnya dan langsung menyekap korban.
Tak lama kemudian, korban dimasukkan ke mobil putih tersebut, lalu kendaraan itu meninggalkan lokasi. Rekaman inilah yang kini menjadi bukti penting dalam penyelidikan polisi.
Penyelidikan masih berlanjut
Hingga kini, polisi masih mendalami motif dan mengidentifikasi para pelaku penculikan dan pembunuhan ini. Dugaan sementara mengarah pada aksi yang dilakukan secara terencana dan melibatkan lebih dari satu orang.
"Proses penyelidikan masih terus berjalan, termasuk memeriksa rekaman CCTV dan keterangan saksi," ujar sumber kepolisian yang enggan disebutkan namanya.



















































