Hammad Hendra
Minggu, Oktober 12, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Sekolah zaman now tak lagi sekadar hafalan: Siswa jadi pusat pembelajaran. (Dok. Instagram resmi Kemendikdasmen) |
PEWARTA.CO.ID — Dunia pendidikan sedang memasuki era baru. Proses belajar kini tidak lagi berpusat pada guru, melainkan menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran.
Pendekatan modern ini menekankan pada aktivitas, kreativitas, dan kolaborasi agar siswa lebih aktif dan berpikir kritis.
Paradigma baru ini dikenal sebagai pembelajaran berbasis aktivitas, di mana siswa tidak lagi sekadar mendengarkan dan mencatat, tetapi terlibat langsung dalam kegiatan nyata yang menantang daya pikir dan imajinasi.
Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri.
Kegiatan seperti eksperimen, diskusi kelompok, hingga simulasi kini menjadi bagian penting dari proses belajar di kelas.
Melalui metode ini, siswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memahami cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Fokus pada berpikir kritis dan pemecahan masalah
Salah satu tujuan utama dari pembelajaran modern adalah mengasah kemampuan berpikir kritis.
Di era banjir informasi seperti sekarang, kemampuan menganalisis dan mengambil keputusan secara logis menjadi bekal penting bagi generasi muda.
Guru didorong untuk merancang kegiatan yang mendorong siswa berpikir mendalam mulai dari memecahkan masalah, menarik kesimpulan, hingga mencari solusi kreatif.
Dengan begitu, siswa belajar bukan sekadar untuk nilai, melainkan untuk memahami dunia di sekelilingnya.
Konteks kehidupan nyata jadi kunci
Pembelajaran masa kini juga menekankan pentingnya keterkaitan materi dengan kehidupan nyata.
Materi pelajaran tidak berdiri sendiri, tetapi dihubungkan dengan situasi aktual agar siswa memahami relevansinya.
Salah satu metode yang banyak diterapkan adalah Project-Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis proyek.
Dalam metode ini, siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan proyek nyata yang menumbuhkan keterampilan kolaborasi, kreativitas, dan tanggung jawab.
Selain itu, metode Problem-Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah juga diterapkan untuk melatih kemampuan analisis dan pemecahan masalah.
Siswa dihadapkan pada situasi riil yang menuntut mereka berpikir dan berinovasi.
Menumbuhkan karakter dan empati
Lebih dari sekadar aspek akademik, pendekatan pembelajaran baru ini juga bertujuan membentuk karakter dan sikap sosial siswa.
Melalui kerja kelompok dan diskusi, mereka belajar menghargai perbedaan, berempati, serta berkomunikasi secara efektif.
Pendidikan modern ingin menyiapkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dan berkarakter.
Siswa diajak untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Guru sebagai inspirator perubahan
Dalam sistem pembelajaran mendalam, peran guru menjadi sangat krusial.
Guru diharapkan kreatif dalam merancang kegiatan yang menantang sekaligus menyenangkan.
Guru yang inspiratif mampu menumbuhkan rasa ingin tahu tinggi dan motivasi belajar dari dalam diri siswa.
Namun, perubahan ini tidak bisa dilakukan guru sendirian.
Diperlukan dukungan seluruh ekosistem pendidikan mulai dari kebijakan sekolah, fasilitas belajar yang memadai, hingga keterlibatan orang tua.
Menuju generasi pembelajar sejati
Transformasi pendidikan saat ini bukan hanya tentang metode baru, melainkan perubahan cara pandang.
Dari belajar demi lulus, menjadi belajar demi kehidupan. Dari pasif menerima pengetahuan, menjadi aktif menciptakan dan menginovasikan.