Hammad Hendra
Jumat, November 21, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Ilustrasi. Uang beredar tembus Rp9.783 Triliun, BI tegaskan pertumbuhan Oktober tetap positif. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID — Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2025 kembali menunjukkan pertumbuhan positif.
Total uang beredar tercatat mencapai Rp9.783,1 triliun, atau naik 7,7 persen secara tahunan (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut sedikit melambat dibanding September 2025 yang tumbuh 8 persen.
“Posisi M2 pada Oktober 2025 tercatat sebesar Rp9.783,1 triliun atau tumbuh sebesar 7,7 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,0 persen (yoy),” ujar Ramdan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Didorong M1 dan uang kuasi
BI mencatat kenaikan M2 terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) yang naik 11 persen (yoy) serta uang kuasi yang tumbuh 5,5 persen (yoy).
Pergerakan M2 ini juga dipicu oleh beberapa faktor utama, antara lain aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, serta tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus).
Aktiva luar negeri dan kredit komersial ikut menguat
Aktiva luar negeri bersih pada Oktober 2025 tumbuh 10,4 persen (yoy), meski masih lebih rendah dibanding September yang mencapai 12,6 persen (yoy).
Penyaluran kredit juga mencatat pertumbuhan 6,9 persen (yoy), turun tipis dari 7,2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
BI menjelaskan bahwa data kredit yang dihitung hanya mencakup pinjaman (loans), tidak termasuk instrumen lain seperti surat berharga, akseptasi, ataupun repo.
Selain itu, kredit dari kantor bank umum di luar negeri serta kredit kepada Pemerintah Pusat dan bukan penduduk juga tidak dimasukkan dalam perhitungan.
Tagihan ke pemerintah dan pertumbuhan M0
Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat turut tumbuh 5,4 persen (yoy), sedikit melambat dari 6,5 persen (yoy) pada September 2025.
Sementara itu, uang primer (M0) adjusted pada Oktober 2025 tercatat naik cukup signifikan, yakni 14,4 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya meningkat 18,6 persen (yoy).
Total uang primer mencapai Rp2.117,6 triliun.
Kenaikan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan giro bank umum di BI yang melonjak 27,1 persen (yoy) serta peningkatan uang kartal yang diedarkan sebesar 13,4 persen (yoy).
BI menegaskan bahwa pertumbuhan M0 adjusted telah memperhitungkan dampak kebijakan insentif likuiditas (pengendalian moneter adjusted).



















































