7 Pemain Naturalisasi Ilegal Malaysia Disarankan Tuntut FAM Usai Banding Ditolak FIFA

19 hours ago 9

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Jumat, November 28, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

7 Pemain Naturalisasi Ilegal Malaysia Disarankan Tuntut FAM Usai Banding Ditolak FIFA
7 Pemain Naturalisasi Ilegal Malaysia Disarankan Tuntut FAM Usai Banding Ditolak FIFA

PEWARTA.CO.ID — Upaya Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) untuk menyelamatkan tujuh pemain naturalisasi mereka dari skorsing FIFA resmi menemui jalan buntu.

Komite Banding FIFA menolak permohonan banding yang diajukan, sehingga hukuman larangan bermain selama 12 bulan dipastikan tetap berlaku.

Situasi ini memicu wacana baru: para pemain disebut memiliki peluang untuk menggugat FAM karena dianggap lalai memastikan legalitas dokumen naturalisasi mereka.

Stadium Astro, media olahraga terkemuka di Malaysia, menilai para pemain kini berada dalam situasi sulit setelah beberapa di antaranya kehilangan kontrak klub dan potensi pendapatan. Karena itu, mereka dinilai memiliki hak untuk menuntut ganti rugi.

Skandal pemalsuan dokumen yang berujung sanksi FIFA

Kasus ini bermula dari temuan FIFA terkait dugaan pemalsuan dokumen kewarganegaraan tujuh pemain naturalisasi Malaysia. Temuan tersebut bertentangan dengan klaim FAM yang menganggap dokumen para pemain telah sah secara hukum.

Nama-nama yang dijatuhi hukuman skors 12 bulan sejak 26 September 2025 meliputi:

  1. Gabriel Felipe Arrocha
  2. Facundo Tomas Garces
  3. Rodrigo Julian Holgado
  4. Imanol Javier Machuca
  5. Joao Vitor Brandao Figueiredo
  6. Jon Irazabal Iraurgui
  7. Hector Alejandro Hevel Serrano

Selain larangan tampil selama setahun, FIFA juga mengeluarkan sanksi finansial besar. FAM wajib membayar denda 350 ribu Swiss Franc (sekitar Rp7,3 miliar), sementara masing-masing pemain dikenai denda 2.000 Swiss Franc atau sekitar Rp41 juta.

Tujuh pemain disarankan tuntut FAM untuk ganti rugi

Menurut laporan Stadium Astro, 7 pemain naturalisasi Malaysia yang kini menghadapi situasi karier yang terancam sebenarnya memiliki dasar hukum untuk menuntut FAM. Sebagian dari mereka telah diputus kontrak klub akibat status hukum yang tidak jelas setelah skorsing dijatuhkan.

Presiden Asosiasi Hukum Olahraga Malaysia, Balbeer Singh, menilai para pemain bisa meminta kompensasi atas hilangnya pendapatan selama masa skorsing.

Ia menekankan bahwa tuntutan baru akan diajukan setelah seluruh proses banding FAM di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) selesai. Stadium Astro juga menyoroti minimnya komunikasi FAM kepada para pemain, yang membuat sebagian merasa tidak mendapat perhatian memadai.

Kondisi ini dianggap sensitif karena berdampak langsung pada karier internasional hingga masa depan keluarga para pemain.

FAM siapkan langkah hukum terakhir di CAS

Di sisi lain, FAM menegaskan tidak akan tinggal diam. Presiden FAM, Datuk Wira Mohd Yusoff Haji Mahadi, menyampaikan bahwa pihaknya terpukul dengan keputusan FIFA, mengingat ini merupakan pertama kalinya Malaysia menghadapi kasus naturalisasi dengan konsekuensi begitu serius.

Dalam pernyataan resminya, ia menegaskan bahwa FAM akan mengejar langkah hukum terakhir dengan membawa perkara ini ke CAS. FAM mendapatkan waktu 21 hari sejak keputusan diumumkan untuk mengajukan banding baru ke tingkat arbitrase olahraga internasional tersebut.

“FAM akan menulis surat kepada FIFA untuk mendapatkan rincian lengkap dan alasan tertulis atas keputusan tersebut sebelum mengambil langkah selanjutnya untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS),” demikian bunyi pernyataan resmi.

"FAM akan terus memperjuangkan hak-hak para pemain dan kepentingan sepak bola Malaysia di tingkat internasional," tutupnya.

Kasus ini kini memasuki babak baru yang jauh lebih rumit. Sementara FAM menyusun langkah hukum terakhir ke CAS, ketujuh pemain naturalisasi Malaysia harus menunggu kepastian nasib mereka, bahkan berpotensi menyeret FAM ke meja hijau untuk menuntut kompensasi atas kerugian finansial yang mereka alami.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |