Redaksi Pewarta.co.id
Selasa, November 11, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Askrindo Catat Penjaminan KUR Capai Rp99,5 Triliun hingga September 2025 |
PEWARTA.CO.ID — PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo terus memperkuat perannya dalam mendukung program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menjadi salah satu fokus pemerintah untuk memperluas akses pembiayaan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sebagai bagian dari Indonesia Financial Group (IFG), Askrindo bekerja sama dengan 26 bank penyalur KUR untuk membantu mempercepat inklusi keuangan dan mendorong produktivitas usaha kecil di berbagai daerah.
Sejak awal penugasan pada tahun 2007 hingga September 2025, perusahaan mencatat total akumulasi volume pertanggungan KUR mencapai Rp1.096 triliun, dengan melibatkan 35,8 juta debitur UMKM serta berkontribusi pada penciptaan 61,8 juta lapangan kerja di seluruh Indonesia.
Askrindo jadi mitra pertumbuhan UMKM
Direktur Utama Askrindo M Fankar Umran menegaskan bahwa perusahaan tidak sekadar hadir sebagai penjamin kredit, tetapi juga mitra pertumbuhan bagi pelaku usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
“Capaian ini menunjukkan kontribusi signifikan Askrindo dalam mendorong inklusi keuangan serta memperluas jangkauan pembiayaan produktif bagi sektor UMKM,” ujar Fankar di Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Menurutnya, melalui program penjaminan KUR, Askrindo berkomitmen memberikan kepastian bagi pelaku usaha agar memiliki kemampuan finansial yang lebih kuat untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan ekonomi.
Kinerja keuangan tetap solid
Fankar menjelaskan, performa keuangan Askrindo sepanjang 2025 tetap menunjukkan tren positif. Hingga September 2025, total aset perusahaan mencapai Rp15,4 triliun, dengan ekuitas sebesar Rp14 triliun, outstanding pertanggungan Rp99,5 triliun, dan gearing ratio tercatat di angka 7,09 kali.
“Kinerja ini mencerminkan kapasitas Askrindo yang kuat dalam mendukung keberlanjutan program KUR secara nasional,” tuturnya.
KUR dorong pertumbuhan ekonomi daerah
Dukungan pembiayaan melalui KUR terbukti berdampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi di tingkat daerah. Berdasarkan analisis IFG Progress, kabupaten yang aktif memanfaatkan KUR sebagai sumber pembiayaan utama mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang lebih tinggi.
Pertumbuhan itu mencapai 7,2% untuk penerima KUR pertama, 5,7% bagi penerima berulang, dan bahkan hingga 8,5% di wilayah yang menggabungkan KUR dengan kredit komersial.
Data tersebut memperlihatkan bahwa akses pembiayaan yang tepat sasaran mampu menjadi motor penggerak perekonomian lokal, sekaligus memperluas daya saing sektor UMKM.
Ekonomi nasional terus tumbuh positif
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 sebesar 5,04% year-on-year (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,12% (yoy).
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut ditopang oleh kinerja ekspor dan konsumsi pemerintah yang tetap kuat. Ekspor tercatat meningkat 9,91% (yoy) berkat permintaan stabil dari mitra dagang utama.
Konsumsi pemerintah tumbuh 5,49% (yoy) seiring percepatan realisasi belanja negara, sedangkan konsumsi rumah tangga naik 4,89% (yoy), didorong meningkatnya mobilitas masyarakat.
Di sisi lain, konsumsi lembaga nonprofit (LNPRT) tumbuh 4,28% (yoy) dan investasi atau pembentukan modal tetap bruto meningkat 5,04% (yoy), menandakan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia tetap tinggi.
Dengan capaian tersebut, sinergi antara kebijakan pembiayaan nasional dan dukungan lembaga seperti Askrindo dinilai menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas serta mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia.



















































