Redaksi Pewarta.co.id
Sabtu, November 01, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Adik Tiri Valentino Rossi Minta Aturan Kualifikasi MotoGP Dirombak, Sebut Pembalap Dirugikan! |
PEWARTA.CO.ID — Luca Marini, pembalap MotoGP yang juga adik tiri Valentino Rossi, mendesak pihak penyelenggara untuk meninjau ulang format kualifikasi yang saat ini berjalan di MotoGP.
Menurutnya, aturan yang ada justru membuat pembalap yang tak mampu menembus Q2 seolah menerima hukuman berlipat.
Seperti diketahui, sistem sekarang menempatkan 10 pembalap tercepat pada sesi Practice langsung ke Q2. Sementara 12 pembalap lainnya harus melewati Q1 dan hanya dua rider teratas yang bisa melaju ke Q2 untuk berebut posisi start terbaik.
Artinya, jika gagal meraih dua posisi teratas di Q1, pembalap otomatis memulai balapan dari posisi ke-13 ke bawah.
Pembalap seolah kena dua hukuman
Marini menilai kebijakan ini kurang adil bagi mereka yang mengalami kendala teknis atau situasi tak terduga selama kualifikasi.
“Dengan tidak lolos ke Q2, itu jadi semacam handicap buat pembalap. Sangat baik jika kita berusaha bernegosiasi ulang dengan tim dan pembalap,” kata Marini, dikutip dari Crash, Sabtu (1/11/2025).
Ia menambahkan bahwa gangguan seperti bendera kuning maupun insiden kecil dapat menghancurkan seluruh akhir pekan pembalap.
“Kalau putaran Anda dikacaukan oleh bendera kuning atau kecelakaan, akhir pekan Anda terbuang sia-sia. Sekarang ada dua start balapan (Sprint dan Main Race), kualifikasi jadi lebih penting,” imbuh adik tiri Valentino Rossi itu.
Usul tambah kuota lolos ke Q2
Marini mengungkapkan solusi sederhana demi membuat persaingan lebih adil. Ia meminta agar pembalap yang lolos dari Q1 ke Q2 tidak hanya dua, tetapi ditambah menjadi tiga atau empat rider.
“Akan bagus juga jika menambah jumlah pembalap yang lolos dari Q1 ke Q2,” ujar Marini.
“Jadi, jika ada pembalap di Q1 yang punya kecepatan untuk menang, mereka ada kans lebih (untuk memenangi balapan),” tutup Maro — sapaan akrabnya.
Kini, semua mata tertuju kepada Dorna Sports dan FIM selaku regulator. Usulan ini tentu bisa membuka peluang lebih besar bagi pembalap yang terlambat panas di sesi awal. Namun di sisi lain, jadwal padat dalam format balapan modern membuat perubahan semacam ini tidak mudah diterapkan.
Akan menarik dinanti, apakah suara Marini bakal dikabulkan atau justru tenggelam dalam padatnya agenda MotoGP?



















































