BI Soroti Kredit Melambat dan Dana Mengendap di Bank Rp2.374 Triliun, Sinyal Permintaan Usaha Masih Lemah

3 hours ago 4

Bram Edo

Bram Edo

Rabu, Oktober 22, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

BI Soroti Kredit Melambat dan Dana Mengendap di Bank Rp2.374 Triliun, Sinyal Permintaan Usaha Masih Lemah
Gubernur BI, Perry Warjiyo. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID — Bank Indonesia (BI) menyoroti perlambatan penyaluran kredit perbankan di tengah masih besarnya dana yang belum dicairkan oleh sektor usaha.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, meskipun pertumbuhan kredit menunjukkan sedikit kenaikan pada September 2025, laju tersebut dinilai belum cukup untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Perry mengungkapkan, pertumbuhan kredit perbankan per September 2025 tercatat sebesar 7,70 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sedikit meningkat dibandingkan 7,56 persen (yoy) pada Agustus 2025. Namun, peningkatan tipis ini belum sebanding dengan potensi pembiayaan yang ada di sistem perbankan.

Permintaan kredit masih lemah

Menurut Perry, salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan kredit adalah lemahnya permintaan dari pelaku usaha. Ia menilai banyak korporasi masih berhati-hati dalam mengambil pinjaman baru, sementara sebagian lainnya masih mengandalkan pendanaan internal.

"Permintaan kredit belum kuat dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha yang masih wait and see, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, dan suku bunga kredit yang masih relatif tinggi," jelas Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Kondisi tersebut tercermin dari tingginya jumlah fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan), yang pada September 2025 mencapai Rp2.374,8 triliun atau sekitar 22,54 persen dari total plafon kredit yang tersedia.

Dana yang mengendap ini terutama berasal dari sektor perdagangan, industri, dan pertambangan, dengan dominasi pada jenis kredit modal kerja.

Kredit modal kerja dan UMKM turun

Secara rinci, pertumbuhan kredit modal kerja mengalami perlambatan menjadi 3,37 persen (yoy). Sementara itu, kredit konsumsi juga menunjukkan pelemahan menjadi 7,42 persen (yoy).

Tak hanya itu, kredit UMKM turun signifikan hingga hanya tumbuh 0,23 persen (yoy), dan pembiayaan syariah juga melambat menjadi 7,55 persen (yoy).

Satu-satunya kategori kredit yang masih mencatat kinerja positif adalah kredit investasi, yang justru tumbuh kuat sebesar 15,18 persen (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas investasi jangka panjang masih menjadi penopang utama ekspansi pembiayaan di tengah lesunya permintaan modal kerja.

Likuiditas bank masih longgar

Dari sisi penawaran, Perry menegaskan bahwa kapasitas pembiayaan bank saat ini tergolong sangat memadai untuk mendorong pertumbuhan kredit yang lebih tinggi.

Kondisi tersebut didukung oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang mencapai 29,29 persen, serta pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,18 persen (yoy) pada September 2025.

Pertumbuhan DPK itu juga diperkuat oleh ekspansi keuangan Pemerintah, termasuk penempatan dana negara di beberapa bank besar, serta kebijakan pelonggaran likuiditas dan insentif makroprudensial dari Bank Indonesia.

Bank masih berhati-hati

Meskipun kondisi likuiditas tergolong longgar, Perry menyebut bank tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit, terutama pada segmen konsumsi dan UMKM yang dinilai memiliki risiko kredit cukup tinggi.

"Bank tetap menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam menyalurkan kredit, khususnya di sektor yang memiliki potensi risiko tinggi," ujar Perry.

Proyeksi BI untuk 2025 dan 2026

BI memperkirakan pertumbuhan kredit pada tahun 2025 akan berada pada batas bawah kisaran 8–11 persen, dan diharapkan meningkat pada tahun 2026 seiring dengan penguatan ekonomi nasional.

Perry menegaskan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) guna mempercepat pemulihan kredit perbankan, memperbaiki struktur suku bunga, serta menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |