Setelah Sawit, BPDP Genjot Hilirisasi Kelapa dan Kakao untuk Dongkrak Ekonomi Lokal

9 hours ago 5

Nimas Taurina

Nimas Taurina

Sabtu, September 13, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Setelah Sawit, BPDP Genjot Hilirisasi Kelapa dan Kakao untuk Dongkrak Ekonomi Lokal
Petani menunjukkan buah kakao yang diserang penyakit busuk buah di Desa Hanggira, Lore Tengah, Poso, Sulawesi Tengah. (Dok. ANTARA).

PEWARTA.CO.ID — Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kini memperluas fokus hilirisasi ke komoditas kelapa dan kakao, setelah strategi serupa di sektor kelapa sawit terbukti berhasil menjaga harga petani dan menciptakan permintaan domestik. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat industri rumah tangga serta UMKM, sekaligus membuka peluang ekspor baru.

"Visi BPDP adalah mengoptimalkan kelapa dan kakao dengan mendorong tumbuhnya industri kecil dan menengah di masyarakat, mulai dari minyak kelapa, gula kelapa, hingga produk turunan bernilai ekspor,” ujar Direktur Penyaluran Dana Sektor Hilir BPDP, Mohammad Alfansyah, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (12/9/2025).

Alfansyah menegaskan, hilirisasi kelapa dan kakao bisa menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Dengan memaksimalkan nilai tambah minyak kelapa, gula kelapa, serta berbagai produk turunan, pelaku UMKM maupun koperasi berpeluang memperluas pasar hingga ke level internasional.

“Pangsa pasar internasional untuk produk turunan kelapa dan kakao masih terbuka lebar sehingga layak dioptimalkan oleh komunitas usaha maupun koperasi,” jelasnya.

Strategi ini, kata Alfansyah, menggunakan pola yang sama dengan pengembangan sawit sejak 2015. Kala itu, BPDP fokus pada penciptaan permintaan domestik untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani.

“Strategi kami adalah menciptakan permintaan di dalam negeri agar petani tetap memperoleh harga yang kompetitif. Kini, harga yang diterima petani sawit terus mencatatkan rekor hampir setiap bulan,” ungkapnya.

Lebih jauh, Alfansyah menambahkan bahwa pemanfaatan energi berbasis kelapa sawit kini telah menjadi salah satu penopang utama transisi energi nasional. Keberhasilan itu akan menjadi fondasi untuk mengembangkan kelapa dan kakao sebagai komoditas unggulan baru.

Tak hanya fokus pada hilirisasi, BPDP juga memperkuat sumber daya manusia dengan menyediakan program vokasi hingga sarjana untuk lebih dari 9.000 mahasiswa di bidang perkebunan. Tujuannya agar sektor ini memiliki talenta muda yang kompeten dan inovatif.

Dari sisi keberlanjutan, BPDP meningkatkan riset, promosi, dan regulasi ekspor untuk menghadapi kampanye negatif terhadap sawit.

"Kami sadar kampanye negatif terhadap sawit masih sering terjadi. Karena itu, BPDP memiliki peran penting untuk mengimbangi narasi global dengan fakta bahwa produk sawit kita adalah energi terbarukan yang berkelanjutan dan bernilai tinggi,” tegas Alfansyah.

Dengan strategi hilirisasi, pengembangan SDM, serta dukungan riset dan regulasi, BPDP menargetkan sektor perkebunan mampu berkontribusi lebih besar pada pembangunan ekonomi.

“Semua yang kami lakukan pada akhirnya adalah untuk memastikan bahwa perkebunan Indonesia tidak hanya menjadi sumber devisa, tetapi juga penopang kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan,” pungkas Alfansyah.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |