Hammad Hendra
Rabu, Oktober 22, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
BMKG peringatkan cuaca ekstrem, Klaten dilanda angin kencang hingga rumah warga rusak. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID — Bencana angin kencang disertai hujan deras melanda wilayah Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Senin (21/10/2025) sore.
Peristiwa itu menyebabkan puluhan rumah, tempat usaha, hingga kandang ternak warga rusak di daerah yang dikenal sebagai sentra pertanian tersebut.
Puluhan rumah rusak dan satu warga luka ringan
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan angin kencang tersebut juga menerpa enam kecamatan lain di sekitar Juwiring, yakni Cawas, Klaten Utara, Klaten Tengah, Gantiwarno, Trucuk, dan Pedan.
“Berdasarkan data yang diterima, satu warga mengalami luka ringan, sebanyak 34 rumah rusak, puluhan kepala keluarga terdampak,” ujar Abdul Muhari di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
BNPB menyebut tim gabungan di Kabupaten Klaten telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan kajian cepat terhadap dampak kerusakan dan mempercepat penyaluran bantuan logistik kepada warga terdampak.
Dari data awal, kerugian material meliputi 34 rumah rusak ringan, lima tempat usaha, satu fasilitas umum, satu jaringan listrik, satu kandang ternak rusak, serta tiga akses jalan yang tertutup pohon tumbang.
“Langkah antisipasi susulan dilakukan dengan memangkas pohon dan dahan yang sudah lapuk agar tidak menimbulkan potensi bahaya bagi warga,” tambah Abdul Muhari.
BMKG ingatkan potensi cuaca ekstrem hingga akhir tahun
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turut mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang kerap muncul di masa pancaroba, terutama saat terjadi peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya menyampaikan bahwa kondisi atmosfer saat ini dipengaruhi oleh anomali suhu muka laut dan aktivitas monsun Asia, yang memicu pembentukan awan hujan lebih intens di wilayah Jawa.
“Fenomena lokal seperti angin puting beliung dan hujan disertai petir berpotensi meningkat di wilayah Jawa Tengah hingga Desember mendatang,” ujar Dwikorita.
BMKG memperkirakan puncak musim hujan tahun ini terjadi pada November hingga Desember 2025, sehingga masyarakat diminta memperkuat struktur bangunan, memangkas pohon tua, dan membersihkan saluran air untuk mengurangi risiko bencana.
Pemerintah daerah diminta aktif pantau kondisi lapangan
BNPB juga mendorong pemerintah daerah di Klaten dan sekitarnya untuk memperkuat sistem peringatan dini dan melakukan patroli rutin ke wilayah rawan bencana.
Upaya mitigasi ini dinilai penting untuk mencegah jatuhnya korban jiwa apabila cuaca ekstrem terjadi kembali.
“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan aparat desa agar masyarakat mendapat informasi cepat terkait potensi bahaya cuaca ekstrem,” ujar Abdul Muhari menutup pernyataannya.