Hammad Hendra
Rabu, Oktober 22, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
KPK tegaskan tak tunggu Mahfud MD untuk bongkar dugaan korupsi proyek Whoosh. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID — Komisi Pemberantasan Korupsi menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya menunggu laporan dari Mahfud MD untuk menindaklanjuti dugaan korupsi dalam proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).
KPK memastikan proses penelusuran informasi dan pengumpulan bukti terus berjalan sesuai prosedur.
Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menyampaikan bahwa lembaganya tidak akan pasif menunggu laporan, melainkan tetap bekerja berdasarkan temuan awal dan data yang dikumpulkan.
“Tentunya kami tidak menunggu,” ujar Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/10/2025) malam.
Asep menjelaskan, dalam setiap dugaan tindak pidana korupsi, KPK selalu memulai dengan pengumpulan informasi dan bukti pendukung.
Namun, ia menegaskan bahwa laporan masyarakat sangat membantu mempercepat proses investigasi.
“Kepada masyarakat yang memiliki informasi terkait dengan hal tersebut, silakan disampaikan kepada kami untuk mempermudah dan mempercepat,” katanya.
Pihaknya juga membuka ruang bagi siapa pun, termasuk Mahfud MD, untuk menyerahkan data atau bukti tambahan terkait dugaan adanya mark up anggaran dalam proyek Whoosh.
Mahfud MD ungkap dugaan mark up tiga kali lipat
Sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengungkapkan adanya dugaan korupsi dalam proyek kereta cepat Whoosh.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Mahfud MD Official pada 14 Oktober 2025, ia menyoroti adanya lonjakan biaya pembangunan yang dinilai tidak wajar.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17–18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” ujar Mahfud.
“Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini.”
Pernyataan Mahfud tersebut memicu perhatian publik, mengingat proyek Whoosh merupakan salah satu proyek strategis nasional dengan nilai investasi yang sangat besar dan melibatkan kerja sama antara Indonesia dan China.
KPK buka peluang laporan resmi
Menindaklanjuti pernyataan Mahfud, KPK pada 16 Oktober 2025 mengimbau agar dirinya membuat laporan resmi bila memiliki data kuat mengenai dugaan penyimpangan anggaran.
Mahfud kemudian memberikan tanggapan melalui akun media sosial pribadinya di X (Twitter), @mohmahfudmd, pada 18 Oktober 2025, menegaskan kesiapannya memberikan keterangan apabila diperlukan lembaga antirasuah tersebut.