Performa Seniornya Menurun, PBSI Dorong Pemain Muda Selamatkan Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

17 hours ago 7

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Minggu, November 02, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Performa Seniornya Menurun, PBSI Dorong Pemain Muda Selamatkan Prestasi Bulu Tangkis Indonesia
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Eng Hian.

PEWARTA.CO.ID — Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) kini berada dalam situasi genting. Prestasi tim nasional yang kian menurun memaksa federasi mengambil langkah cepat, salah satunya memberi kepercayaan lebih besar kepada pemain-pemain muda agar bulu tangkis Tanah Air tidak kehilangan generasi emasnya.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Eng Hian, mengungkapkan secara terbuka bahwa federasi sudah tidak bisa lagi hanya bergantung pada para pemain senior.

Menurut Eng Hian, penurunan performa pemain top Indonesia seperti Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, serta Gregoria Mariska Tunjung turut memengaruhi raihan prestasi Indonesia di level dunia.

Terlebih, Jonatan Christie kini resmi keluar dari Pelatnas dan berstatus sebagai pemain profesional sejak pertengahan 2025.

"Kami masih mengharapkan prestasi pada pemain senior seperti Jonatan Christie, Anthony Ginting, Fajar/Rian, Gregoria Mariska. Tapi di perjalanan itu, ternyata performa mereka sedang menurun entah karena usia atau status sosial," ungkap Eng Hian saat ditemui Okezone di Pelatnas PBSI Cipayung, dikutip Sabtu (1/11/2025).

Eng Hian menyoroti hal non-teknis seperti kehidupan pribadi dan pernikahan yang ikut berpengaruh.

“"Yang usia 25, 26, 27 ini pada ke mana? Kosong. Sekarang mau enggak mau naikkan yang usianya 18, 19, 20, hampir semua sektor begitu," tegas Eng Hian.

Ia menambahkan, rentang usia yang seharusnya menjadi tulang punggung skuad justru tidak terisi.

"Setelah menikah, mungkin ada beberapa hal yang harus dijaga. Kondisi istri sedang hamil, tiba-tiba dia tidak bisa konsisten ke sini (pelatnas). Karena kita terlalu mengandalkan senior ini, yang generasi emas ini, kita lupa Ginting, Fajar, Jonatan sudah mau usia 30," tambahnya.

Akibatnya, saat para penggawa utama menurun, tidak ada pelapis matang yang siap menggantikan — menciptakan jurang kualitas yang mengkhawatirkan.

Program darurat akselerasi pemain muda

Melihat kondisi saat ini, PBSI kembali menerapkan strategi akselerasi seperti era 2013–2014 yang melahirkan trio tunggal putra: Ginting, Jojo, dan Ihsan Maulana Mustofa.

"Kalau dibilang kenapa kondisinya menurun? Yah kondisinya begini, (pemain level) atas kita gimana? lagi turun semua loh. Bagaimana pun kan di sini pertandingan bukan membawa nama pribadi, tetapi bawa nama negara," lanjutnya.

"Sekarang jadi PR bagaimana mempersiapkan pemain muda yang kondisinya sama dengan tunggal putra tahun 2013-2014, di mana trio Ginting, Jojo, Ihsan diakselerasi. Kita mau enggak mau seperti itu," ujar Eng Hian.

Salah satu talenta utama yang kini diproyeksikan naik kelas adalah Alwi Farhan, namun PBSI tidak ingin membebani pemain yang masih membutuhkan jam terbang tersebut dengan target instan.

"Tapi kan enggak setiap pertandingan juara. Kalau mau juara, Alwi turunkan aja di IC (International Challenge). Tapi tujuannya kan enggak itu," tutup Eng Hian.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |