Redaksi Pewarta.co.id
Minggu, November 02, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Tips cara mengenali tanda anak lambat berkembang. |
PEWARTA.CO.ID — Pemantauan perkembangan anak tak boleh dianggap sepele. Orang tua perlu memahami tanda-tanda tumbuh kembang yang tidak sesuai usia, agar jika terjadi keterlambatan dapat segera ditangani oleh tenaga kesehatan profesional.
Ahli Saraf Pediatrik Dr. Henry Hasson mengingatkan bahwa setiap anak tumbuh dengan ritme yang berbeda. Meski begitu, ada batas perbedaan yang dapat menjadi sinyal adanya gangguan perkembangan.
Intervensi cepat menjadi kunci memperbaiki kualitas hidup anak di masa mendatang.
Menurut Dr. Hasson, berikut sejumlah ciri keterlambatan perkembangan anak yang perlu dicermati:
1. Bicara dan bahasa tertinggal dari usianya
Salah satu indikator keterlambatan yang paling sering muncul adalah kesulitan berbicara atau memahami bahasa.
Pada usia 12 bulan, anak umumnya mulai mengucapkan kata sederhana. Jika hingga 18 bulan anak belum mengeluarkan kata-kata atau bahkan tidak mencoba berkomunikasi lewat gestur, itu menjadi alasan kuat untuk berkonsultasi.
Orang tua bisa membantu stimulasi bahasa melalui:
- Mengajak anak rutin berbicara
- Membacakan buku cerita
- Mengajak bernyanyi bersama
Jika dibutuhkan, dokter akan menyarankan terapi wicara sebagai langkah lanjutan.
2. Motorik kasar tidak sesuai tahapan
Perkembangan fisik seperti duduk, merangkak, dan berjalan memiliki tahapan alami:
- Duduk tanpa bantuan: ± 6 bulan
- Merangkak: ± 9 bulan
- Mulai berjalan: 12–15 bulan
Apabila anak belum juga menunjukkan kemampuan tersebut — misalnya belum merangkak di usia 12 bulan atau belum berjalan di usia 18 bulan — sebaiknya dilakukan evaluasi medis.
Beri ruang aman untuk anak bergerak, serta sediakan mainan edukatif seperti bola atau balok untuk meningkatkan koordinasi.
3. Kurang respons sosial dan emosional
Tanda keterlambatan bisa terlihat dari minimnya interaksi emosional. Anak normal mulai tersenyum sejak usia 2–3 bulan dan lebih responsif secara sosial pada usia 6 bulan.
Jika anak:
- Jarang menatap mata orang lain
- Tidak menunjukkan ekspresi senang
- Terlihat tidak peduli pada sekelilingnya
maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Permainan interaktif seperti cilukba dan sering mengajak anak berinteraksi dapat membantu, namun konsultasi tetap penting sebagai langkah awal deteksi risiko gangguan sosial-emosional, termasuk autisme.
4. Kemampuan kognitif tidak meningkat
Di usia 1 tahun, sebagian besar anak sudah bisa memahami instruksi sederhana dan suka bereksplorasi.
Ketika anak tampak pasif, tidak peduli dengan benda di sekitarnya, atau sulit mengikuti arahan, itu bisa mengarah pada keterlambatan kognitif.
Stimulasi bisa dilakukan melalui permainan sensorik, puzzle sederhana, hingga aktivitas yang mengasah rasa ingin tahu.
Bila perkembangan tetap tidak sesuai milestone, pemeriksaan lanjutan bersama dokter sangat dianjurkan.
Mengenali tanda keterlambatan perkembangan anak sejak dini membantu orang tua memberikan dukungan yang tepat waktu. Dengan pendampingan tenaga medis, stimulasi yang benar, dan perhatian ekstra di rumah, potensi anak dapat berkembang lebih optimal sesuai tahapan usianya.



















































