Redaksi Pewarta.co.id
Selasa, Juli 01, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Tangkapan layar rekaman video viral seorang majikan menyiramkan air ke karyawannya di Mojokerto, Jawa Timur. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID — Jagat maya kembali dibuat geram setelah sebuah video viral menunjukkan tindakan tak manusiawi terhadap seorang pekerja kandang sapi di Mojokerto.
Kejadian itu terjadi pada Selasa (1/7/2025) pagi di wilayah Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, ketika Hendrik Setiawan, warga asal Blitar, datang ke rumah mantan majikannya untuk menagih sisa gajinya.
Namun bukan uang yang diterima, pria tersebut justru diperlakukan tak pantas.
Dalam video berdurasi 36 detik yang beredar luas di media sosial, tampak Hendrik merekam momen saat ia meminta upah dari balik pagar rumah.
Ia mengaku baru menerima Rp 800 ribu untuk 18 hari kerja, padahal sebelumnya telah disepakati upah harian sebesar Rp 90 ribu.
“Endi duwikku separuh durung dibayar (mana uangku yang separuh belum dibayar),” terdengar suara Hendrik dalam video itu.
Namun, jawaban tak terduga muncul dari wanita paruh baya yang mengenakan daster merah muda, diduga sebagai sang majikan.
“Gak gelem mbayar (tidak mau bayar),” balasnya dengan nada tinggi.
Merasa diperlakukan semena-mena, Hendrik pun membalas dengan suara yang lebih keras.
“Gak gelem mbayar iku maksud e opo, iku kringetku iku hak ku, aku nyambut gawe nang kene duduk dolanan ayo bayaren duwitku (nggak mau membayar itu maksudnya apa, itu keringat saya, itu hak saya, saya kerja di sini bukan main-main, ayo bayar uang saya),” ujar Hendrik lantang.
Tak lama berselang, wanita tersebut mengambil gayung berisi air dan langsung menyiramkannya ke arah Hendrik dari balik pagar. Aksi tersebut terekam jelas dan menuai beragam reaksi dari warganet.
Video insiden itu tersebar luas di platform seperti Instagram dan Facebook, memicu gelombang empati sekaligus kemarahan.
Banyak netizen menyayangkan perlakuan tidak manusiawi yang diterima Hendrik, hanya karena menuntut haknya sebagai pekerja.
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait apakah kasus ini akan diproses lebih lanjut atau tidak.
Namun, publik terus mendorong agar kejadian seperti ini tidak dianggap remeh dan mendapat penanganan hukum yang tegas.