Curah Hujan Tinggi, Remaja Hilang Terseret Arus di Sungai Karang Mumus Samarinda

5 hours ago 5

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Jumat, Oktober 24, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Curah Hujan Tinggi, Remaja Hilang Terseret Arus di Sungai Karang Mumus Samarinda
Curah Hujan Tinggi, Remaja Hilang Terseret Arus di Sungai Karang Mumus Samarinda. (Foto: Dok. Kompas ID)

PEWARTA.CO.ID — Musim hujan kembali membawa kabar duka di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Seorang remaja berusia 18 tahun dilaporkan hilang terseret arus deras Sungai Karang Mumus pada Kamis (23/10/2025).

Insiden itu terjadi saat korban bersama sejumlah temannya tengah berenang di tengah meningkatnya curah hujan yang membuat debit air sungai naik signifikan.

Koordinator Pos Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Samarinda, Mardi Sianturi, menjelaskan korban bernama Muhammad Fajar (18). Ia dilaporkan tenggelam dan tidak muncul kembali ke permukaan saat berenang bersama rekan-rekannya.

”Tim penyelam sulit mencari karena sungai berlumpur. Pencarian hari kedua ini kami fokuskan dengan menggunakan perahu karet ke hilir sungai,” kata Mardi, Jumat (24/10/2025).

Menurut Mardi, tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir menyebabkan volume air Sungai Karang Mumus meningkat tajam. Kondisi itu membuat arus sungai lebih deras dari biasanya dan berbahaya bagi siapa pun yang nekat berenang di sana.

Terseret arus saat menyeberangi sungai

Dari keterangan saksi, beberapa remaja termasuk korban mencoba menyeberangi sungai dengan memanfaatkan arus air. Namun di tengah perjalanan, mereka terpisah karena arus yang kuat.

”Kami tidak kenal (Fajar). Waktu itu karena dia terlihat mau berenang, kami ikut larutan (menyeberangi sungai dengan memanfaatkan arus). Ketika saya sampai di pinggir, di ujung sudah ramai ada yang hanyut, jadi saya tidak lanjut berenang,” ungkap Sabrina (21), salah satu saksi mata yang juga berada di lokasi kejadian.

Sabrina mengaku awalnya hanya ikut spontan melihat sejumlah remaja lain berenang di sungai. Namun setelah mengetahui ada yang terseret arus, ia langsung membatalkan niatnya untuk ikut menyeberang.

Kasus serupa sudah pernah terjadi

Mardi mengungkapkan, peristiwa serupa bukan yang pertama terjadi di Sungai Karang Mumus. Setahun sebelumnya, tepatnya pada Agustus 2024, seorang remaja bernama Muhammad Ridho Mustofa Hilmi (15) juga dilaporkan hilang terseret arus di lokasi yang sama.

“Kejadian seperti ini sebenarnya sudah sering kami tangani. Karena itu kami juga berkoordinasi dengan tokoh masyarakat agar tidak ada lagi warga yang berenang di sungai saat debit air tinggi,” ujar Mardi.

Selain melakukan pencarian, tim SAR kini menggencarkan sosialisasi kepada warga di bantaran sungai. Mereka diminta waspada dan melarang aktivitas berenang atau bermain air saat cuaca buruk dan arus meningkat.

BMKG peringatkan curah hujan masih tinggi di Samarinda

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan mengguyur sebagian besar wilayah Kalimantan Timur hingga akhir Oktober 2025.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda, Riza Arian Noor, mengatakan potensi curah hujan di sejumlah daerah, termasuk Samarinda, mencapai lebih dari 80 persen.

”Kami mengimbau masyarakat tetap waspada, terutama di daerah dengan kontur tanah curam atau dekat aliran sungai,” ujar Riza.

Riza menambahkan, volume curah hujan di wilayah Kaltim diperkirakan bisa mencapai 200 milimeter di beberapa titik, yang berpotensi meningkatkan risiko banjir dan longsor. Karena itu, ia mengingatkan agar warga tidak beraktivitas di sekitar sungai ketika kondisi cuaca ekstrem.

Sebagai langkah pencegahan, Mardi menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar untuk memasang plang peringatan di titik-titik rawan sepanjang Sungai Karang Mumus. Tujuannya agar masyarakat lebih sadar bahaya arus deras, terutama saat musim hujan.

“Selain mencari korban, kami juga ingin mencegah kejadian serupa terulang. Kami akan koordinasikan pemasangan imbauan agar tidak ada lagi yang berenang di sungai ketika air naik,” jelasnya.

Pencarian terhadap Muhammad Fajar masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan menggunakan perahu karet dan alat bantu lainnya. Lumpur tebal di dasar sungai dan derasnya arus menjadi tantangan besar bagi para penyelam di lapangan.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |