AHY Ungkap Alasan Proyek Tanggul Laut Raksasa Belum Kunjung Dibangun

3 weeks ago 32

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Kamis, September 25, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

AHY Ungkap Alasan Proyek Tanggul Laut Raksasa Belum Kunjung Dibangun
AHY Ungkap Alasan Proyek Tanggul Laut Raksasa Belum Kunjung Dibangun

PEWARTA.CO.ID — Rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) di utara Jawa hingga kini belum terealisasi.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjelaskan bahwa proyek strategis tersebut masih dalam tahap penjajakan dengan calon investor.

Menurut AHY, proyek dengan panjang sekitar 600 hingga 700 kilometer yang membentang dari Banten hingga Gresik itu tidak mungkin dibiayai hanya dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pasalnya, biaya pembangunan sangat besar dan fiskal negara memiliki keterbatasan.

"Tidak mungkin kita mengandalkan APBN. Fiskal kita selalu ada batas dan ada prioritas yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu kita sedang berkomunikasi dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri untuk menarik investasi," ujarnya saat ditemui di Travoy Hub Jakarta, Kamis (25/9/2025).

AHY mengungkapkan, pemerintah kini tengah mematangkan konsep proyek agar menarik minat investor. Tidak hanya sekadar membangun dinding pembatas di pantai dan laut, tetapi juga mengintegrasikan tanggul dengan kawasan pengembangan baru.

"Jadi bukan hanya membangun dinding-dinding tinggi, baik di pantai maupun di laut termasuk integrasi dengan konsep yang lebih alami mangrove, tapi juga di lokasi-lokasi tertentu," kata AHY.

Ia menambahkan, area tanggul nantinya bisa dimanfaatkan untuk beragam proyek pengembangan, mulai dari properti, jalan tol, hingga kawasan hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD).

"Ini bisa dikembangkan TOD untuk hunian, untuk sentra bisnis dan juga sentra-sentra produktif yang sekali lagi bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah termasuk juga kontribusi secara nasional," tambahnya.

Lebih jauh, AHY memaparkan bahwa proyek GSW akan melintasi lima provinsi yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Pembangunan ini dianggap mendesak mengingat ancaman nyata berupa penurunan muka tanah (land subsidence) serta banjir rob yang kerap menghantui masyarakat pesisir utara Jawa.

"Ancaman untuk beberapa kabupaten dan kota ini memang real terjadi land subsidence, dan juga bahaya rob yang selalu mengintai masyarakat yang tinggal di Pantura," pungkasnya.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |