ASDP dan Pelindo Ubah Pelabuhan Jadi Sentra Ekonomi Lokal

21 hours ago 14

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Rabu, Juli 02, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

ASDP dan Pelindo Ubah Pelabuhan Jadi Sentra Ekonomi Lokal
Dok. Istimewa

PEWARTA.CO.ID — Pelabuhan kini tak lagi hanya menjadi titik keluar-masuk logistik, tetapi mulai disulap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berdampak langsung pada masyarakat lokal.

Upaya ini diwujudkan melalui kolaborasi strategis antara PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dua BUMN yang kini bersatu mendorong pemberdayaan UMKM di kawasan pelabuhan.

Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menegaskan bahwa sinergi antar-BUMN ini menjadi wujud nyata transformasi peran pelabuhan di era modern.

“Melalui kolaborasi lintas BUMN, transformasi digital dan keberpihakan pada usaha rakyat, ASDP menunjukkan bahwa pelabuhan bukan sekadar titik logistik, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (1/7/2025).

Vending machine UMK: Strategi dorong UMKM naik kelas

Sebagai langkah konkret dari komitmen tersebut, ASDP dan Pelindo menghadirkan vending machine UMK (Usaha Mikro Kecil) di Pelabuhan Ajibata, Danau Toba, Sumatera Utara.

Inovasi ini dihadirkan untuk memberi ruang promosi dan penjualan produk-produk UMKM binaan yang terkurasi dengan baik.

Heru menjelaskan bahwa vending machine bukan sekadar alat jual otomatis, tetapi simbol keberpihakan BUMN terhadap pelaku usaha kecil.

“UMK bukan sekadar mesin, tapi simbol dari semangat kolaborasi dan keberpihakan ASDP kepada UMKM agar naik kelas melalui ekosistem terintegrasi dan berorientasi pasar,” tegasnya.

Saat ini, mesin penjual otomatis UMK hadir di dua lokasi wisata nasional unggulan: Pelabuhan Ajibata di Danau Toba dan Marina Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedua wilayah tersebut dikenal dengan arus wisatawan yang tinggi, sehingga diharapkan bisa mendongkrak visibilitas dan penjualan produk lokal.

Yang membuat vending machine UMK semakin relevan dengan tren kekinian adalah integrasi sistem pembayaran digital melalui QRIS.

“Mesinnya sangat simpel, cukup scan QRIS dan pilih produk. Ini sesuai gaya hidup modern,” tambah Heru.

Produk UMKM harus berkualitas premium

Komisaris Pelindo, Jodi Mahardi, menyampaikan bahwa sinergi ini tidak hanya sekadar membuka saluran penjualan, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas produk UMKM. Menurutnya, tantangan pelaku UMKM saat ini adalah meningkatkan mutu agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.

“Kami tak hanya mendukung penjualan, tetapi juga peningkatan kualitas. Produk UMKM harus premium, aman, dan berbasis bahan organik, agar siap masuk ke pasar lebih luas termasuk marketplace,” ujar Jodi.

Ia juga menambahkan bahwa program vending machine UMK ini tidak akan berhenti di dua titik yang ada saat ini.

“Kami akan kembangkan vending machine UMK di pelabuhan-pelabuhan lain agar semakin banyak pelaku usaha lokal yang merasakan manfaat langsung dari ekosistem BUMN,” jelasnya.

Kementerian BUMN dorong implementasi berdampak

Inisiatif ini juga mendapat dukungan penuh dari Kementerian BUMN. Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Eko Edi Cahyono, menyampaikan bahwa program vending machine UMK ini menjadi perwujudan nyata dari mandat BUMN untuk memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

“Kami melihat UMKM sebagai sektor yang perlu ekosistem berkelanjutan, mulai dari pembinaan, akses pasar, hingga digitalisasi,” ujar Eko.

Ia juga menegaskan bahwa keberadaan vending machine ini bukan sekadar proyek seremonial, melainkan akan menjadi dasar evaluasi dan strategi lanjutan untuk pembinaan UMKM secara menyeluruh.

“Data penjualan dan minat konsumen akan kami pelajari untuk strategi pembinaan selanjutnya. Program ini harus berdampak, bukan seremonial semata,” tandasnya.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |