Hammad Hendra
Senin, Maret 10, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Malam Lailatul Qadar yang ditunggu dan kisah keteladanan Nabi SAW, para sahabat Nabi, ulama dalam beribadah. Ilustrasi (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Bulan Ramadhan selalu menjadi momen istimewa bagi umat Islam. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ دَخَلَ رَمَضَانُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلَا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُوم . (رواه ابن ماجه و اسناده حسن ان شاء الله تعالى كذا في الترغيب وفي المشكوة عنه الاكل محروم)
"Sesungguhnya telah tiba kepada kalian bulan Ramadhan, yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa terhalang memperoleh kebaikan malam itu, sungguh ia telah kehilangan seluruh kebaikan. Tidaklah terhalang mendapatkan kebaikan malam itu, kecuali orang yang benar-benar malang." (H.R. Ibnu Majah, dari Kitab At-Targhib).
Hadis ini menegaskan betapa besar keutamaan malam tersebut.
Sayangnya, tidak semua orang mampu meraihnya, karena hanya mereka yang benar-benar bersungguh-sungguh dalam beribadah yang akan mendapatkannya.
Pentingnya memanfaatkan malam Lailatul Qadar
Banyak orang rela berkorban untuk hal duniawi, seperti bekerja keras sepanjang malam demi mendapatkan penghasilan.
Namun, seharusnya kita juga lebih gigih dalam beribadah, terutama di bulan Ramadhan.
Keutamaan satu malam Lailatul Qadar lebih besar daripada 80 tahun ibadah, sesuatu yang seharusnya tidak disia-siakan.
Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah syair:
"Segala sesuatu akan terasa indah jika hati sudah mencintainya. Bagi mereka yang tenggelam dalam cinta, menerima atau tidak menerima adalah hal yang sama."
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri meskipun telah dijamin masuk surga, tetap bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Beliau sering shalat malam begitu lama hingga kakinya bengkak.
Jika kita mengaku sebagai pengikutnya, tentu kita juga harus berusaha meneladaninya.
Keteladanan para sahabat Nabi dan ulama dalam beribadah
Banyak sahabat Nabi dan ulama terdahulu yang menunjukkan dedikasi luar biasa dalam beribadah, terutama di malam Ramadhan.
Sayyidina Umar Radhiyallahu 'anhu selalu melaksanakan shalat sepanjang malam setelah Shalat Isya hingga waktu Subuh.
Sayyidina Utsman Radhiyallahu 'anhu berpuasa di siang hari dan menghabiskan malamnya dengan shalat.
Dalam satu rakaatnya, ia bahkan mampu mengkhatamkan seluruh Al-Qur’an.
Sayyidina Syaddad Radhiyallahu 'anhu sering tidak bisa tidur sepanjang malam karena ketakutannya terhadap azab neraka.
Syaikh Aswad bin Yazid Rahmatullah 'alaih beribadah sepanjang malam di bulan Ramadhan hingga waktu Subuh.
Imam Abu Hanifah Rahmatullah 'alaih terkenal karena selama 40 tahun melaksanakan Shalat Subuh dengan wudhu Shalat Isya.
Ketika ditanya rahasianya, ia menjawab, "Ini karena doa khusus yang kupanjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala."
Bahkan, beberapa ulama seperti Syaikh Qatadah Rahmatullah 'alaih mampu mengkhatamkan Al-Qur'an setiap tiga malam di bulan Ramadhan, dan pada sepuluh malam terakhir, ia mengkhatamkan Al-Qur’an setiap malam.
Pelajaran yang Dapat Dipetik
Kisah-kisah di atas menjadi inspirasi bagi kita semua.
Jika para sahabat dan ulama terdahulu mampu beribadah dengan begitu tekun, mengapa kita tidak? Lailatul Qadar adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan.
Oleh karena itu, mari manfaatkan malam-malam terakhir Ramadhan dengan memperbanyak ibadah, doa, dan istighfar agar kita tidak termasuk orang yang merugi.
Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk meraih berkah Lailatul Qadar dan meneladani semangat para sahabat serta ulama dalam mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.