Pemerintah Tarik Rp75 Triliun dari Bank, Menkeu Optimistis Ekonomi Bisa Tumbuh 6 Persen

4 hours ago 8

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Rabu, Desember 31, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Pemerintah Tarik Rp75 Triliun dari Bank, Menkeu Optimistis Ekonomi Bisa Tumbuh 6 Persen
Pemerintah tarik rp75 triliun dari Bank, Menkeu optimistis ekonomi bisa tumbuh 6 persen. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan pemerintah telah menarik dana sebesar Rp75 triliun dari total Rp276 triliun yang sebelumnya ditempatkan di sistem perbankan nasional.

Penarikan dana tersebut dilakukan untuk kemudian dibelanjakan kembali guna mendukung aktivitas pemerintah pusat dan daerah.

“Sekarang di bank ada Rp201 triliun, yang Rp75 triliun kita tarik tapi kita belanjakan lagi, jadi masuk ke sistem tapi enggak langsung dalam bentuk uang saya di bank, tapi uangnya masuk ke sistem lagi,” kata Purbaya dalam taklimat media di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya, pemerintah menempatkan dana sebesar Rp276 triliun yang bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke sejumlah bank.

Penempatan itu dilakukan di lima bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) serta satu bank pembangunan daerah (BPD).

Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing menerima Rp80 triliun, BTN Rp25 triliun, BSI Rp10 triliun, dan Bank DKI Rp1 triliun.

Menurut Purbaya, dana yang telah ditarik tersebut dialokasikan untuk belanja negara sebagai upaya menopang dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Meski demikian, ia mengakui kebijakan penempatan dana di perbankan belum memberikan dampak optimal terhadap penyaluran kredit.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2025, pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar 7,36 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Purbaya menilai capaian itu dipengaruhi oleh belum sepenuhnya selarasnya kebijakan pemerintah dengan bank sentral.

“Injeksi uang yang kita taruh di sistem perbankan itu nggak seoptimal yang saya duga sebelumnya. Harusnya ekonomi lari lebih cepat karena ada sedikit ketidaksinkronan kebijakan antara kami dengan bank sentral yang sekarang sudah dibereskan,” ujarnya.

Ia menegaskan, koordinasi antara pemerintah dan BI kini telah diperkuat.

Dalam dua pekan terakhir, kata dia, bank sentral mulai memberikan dukungan yang lebih sejalan dengan kebijakan fiskal pemerintah sehingga likuiditas di perekonomian diharapkan semakin longgar.

“Beberapa dua minggu terakhir, bank sentral sudah mendukung kebijakan kami. Artinya uang akan semakin banyak di sistem perekonomian, jadi Anda enggak usah takut ekonomi kita akan melambat," kata Purbaya.

"Sekarang sudah dipercepat dan dirapikan, seharusnya sih ke depan enggak ada masalah. Yang penting kita lihat ke depan seperti apa, dan kita lihat dua minggu terakhir sudah amat baik sekali, seharusnya sih enggak ada halangan lagi,” katanya pula.

Dengan membaiknya sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter, Purbaya optimistis laju pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan dapat menembus angka 6 persen.

Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN yang berada di level 5,4 persen.

“Jadi sekarang bisa ngomong dengan lebih yakin bahwa tahun depan (tumbuh) 6 persen, walaupun di APBN 5,4 (persen) ya, saya akan paksa dorong ke 6 persen, dan probability itu terjadi semakin terbuka lebar karena kami semakin sinkron dengan bank sentral," ujarnya lagi.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |