Sejumlah Bank Raksasa Global Ramai-ramai Keluar dari NZBA, Kenapa?

2 weeks ago 30

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Kamis, Oktober 02, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Sejumlah Bank Raksasa Global Ramai-ramai Keluar dari NZBA, Kenapa?
Net-Zero Banking Alliance (NZBA)

PEWARTA.CO.ID — Arah pendanaan sektor perbankan internasional kini mengalami pergeseran signifikan, terutama terkait pembiayaan industri berbasis sumber daya alam (SDA).

Perubahan itu terlihat jelas setelah sejumlah bank besar dunia memilih hengkang dari Net-Zero Banking Alliance (NZBA), aliansi perbankan global di bawah Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

Padahal, sejak dibentuk pada April 2021, NZBA sempat digadang sebagai motor penggerak perbankan dunia untuk mendukung target emisi nol bersih pada 2050. Aliansi ini bahkan berhasil mengumpulkan lebih dari 140 bank dengan total aset mencapai USD74 triliun pada 2024.

Namun, sejak akhir 2024, tanda-tanda keretakan mulai muncul. Pemilu Amerika Serikat dan tekanan politik dari Partai Republik terhadap konsep yang mereka sebut sebagai woke capitalism menjadi pemicu awal.

Bank-bank raksasa AS jadi pemicu awal

Awal 2025, enam bank besar asal Amerika Serikat—JPMorgan Chase, Citigroup, Bank of America, Morgan Stanley, Wells Fargo, dan Goldman Sachs—mengumumkan keluar dari NZBA.

Gelombang ini kemudian merembet ke benua lain. HSBC dari Inggris, Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG) dari Jepang, hingga Macquarie Group dari Australia, menyusul hengkang dari aliansi tersebut.

Di Indonesia, isu serupa juga sempat bergulir. Sejumlah pihak mendesak agar perbankan nasional berhenti membiayai sektor pertambangan. Namun, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto justru memberi arahan agar bank-bank nasional mendukung pendanaan proyek hilirisasi pertambangan.

Meski memutuskan keluar, bank-bank tersebut menegaskan tetap berkomitmen terhadap agenda iklim. Mereka menyebut target emisi nol bersih untuk seluruh portofolio pinjaman dan investasi pada 2050 tetap berlaku, hanya saja tidak lagi melalui kerangka NZBA.

Macquarie Group bahkan menegaskan bahwa sejak 2022 sudah memiliki strategi dekarbonisasi sendiri.

“Dengan fondasi tersebut, seperti banyak rekan kami, Macquarie tidak lagi menjadi anggota NZBA, karena kami fokus memperbarui dan melaksanakan rencana kami,” dikutip dari keterangan resmi Macquarie Group.

Aturan ketat jadi beban

Salah satu alasan mundurnya sejumlah bank adalah semakin ketatnya aturan pelaporan yang diberlakukan, termasuk kewajiban menyelaraskan target dengan standar pihak ketiga seperti Science Based Targets initiative (SBTi). Ketentuan ini dianggap membebani karena memerlukan sumber daya tambahan serta risiko hukum yang tidak kecil.

Di Amerika Serikat, tekanan politik juga mempercepat langkah mundur. Setelah Donald Trump memenangkan pemilu 2024, politisi Partai Republik semakin gencar mengampanyekan gerakan anti-ESG (Environmental, Social, and Governance). Mereka bahkan memperingatkan lembaga keuangan akan potensi pelanggaran hukum jika tetap terikat dengan aliansi iklim.

Tren ini kemudian meluas. Bank-bank Kanada mengikuti jejak AS pada Januari 2025, lalu HSBC menyusul pertengahan tahun, hingga akhirnya SMFG dan Macquarie keluar di Asia-Pasifik.

Langkah mundur sejumlah bank besar menuai kritik. Jeanne Martin, Co-Director Corporate Engagement ShareAction, menilai keputusan HSBC keluar dari NZBA justru melemahkan upaya global menghadapi krisis iklim.

Keputusan tersebut, katanya, “mengirimkan pesan kontraproduktif” di tengah meningkatnya risiko iklim yang sudah nyata.

Meski perbankan global menyatakan tetap konsisten terhadap agenda iklim, keluarnya banyak anggota dari NZBA menimbulkan risiko fragmentasi. Jika sebelumnya aliansi dianggap penting untuk menyatukan arah, kini strategi nol emisi lebih banyak ditentukan masing-masing institusi.

Kondisi ini memang memberi fleksibilitas bagi bank untuk menyusun strategi sesuai kebutuhan internal, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar soal kredibilitas komitmen global dalam menghadapi perubahan iklim.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |