Gempa M6,6 Guncang Sarmi Papua, 114 Rumah dan Fasilitas Kesehatan Hancur

5 hours ago 5

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Senin, Oktober 20, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Gempa M6,6 Guncang Sarmi Papua, 114 Rumah dan Fasilitas Kesehatan Hancur
Gempa M6,6 Guncang Sarmi Papua, 114 Rumah dan Fasilitas Kesehatan Hancur

PEWARTA.CO.ID — Guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,6 mengguncang Kabupaten Sarmi, Papua, dan menyebabkan puluhan rumah rusak berat serta sejumlah fasilitas umum hancur.

Data sementara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya 114 rumah warga, empat tempat ibadah, dan dua fasilitas kesehatan terdampak akibat bencana tersebut.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan dua warga dilaporkan mengalami luka ringan dan telah mendapat perawatan medis. Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

“Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Sarmi per 19 Oktober 2025, tidak terdapat korban jiwa akibat peristiwa ini. Dua warga dilaporkan mengalami luka ringan dan telah mendapatkan perawatan medis. Masyarakat terdampak juga memilih mengungsi secara mandiri ke rumah kerabat tanpa adanya titik pengungsian terpusat,”

kata Abdul dalam keterangannya, Senin (20/10/2025).

Abdul merinci, dari total 114 rumah yang terdampak, sebanyak 30 unit mengalami rusak berat, 54 unit rusak sedang, dan 30 lainnya rusak ringan. Selain pemukiman warga, kerusakan juga dialami oleh empat rumah ibadah dan dua fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.

“Data sementara mencatat kerusakan infrastruktur meliputi 114 unit rumah warga. Apabila dirinci, sebanyak 30 rusak berat, 54 rusak sedang, dan 30 rusak ringan, termasuk empat unit rumah ibadah, serta dua fasilitas kesehatan,” tambahnya.

Menindaklanjuti kondisi darurat pasca-gempa, Bupati Sarmi telah memperpanjang status tanggap darurat bencana gempa bumi hingga 19 Desember 2025.

Status ini berlaku untuk beberapa wilayah terdampak, yakni Distrik Sarmi, Distrik Sarmi Selatan, Distrik Pantai Barat, Distrik Pantai Timur Bagian Barat, Distrik Pantai Timur, dan Kelurahan Mararena.

Kebijakan tersebut merujuk pada status darurat sebelumnya yang ditetapkan sejak gempa pertama terjadi pada Agustus 2025.

Selain memperpanjang status darurat, Pemerintah Kabupaten Sarmi juga mengajukan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp500 juta untuk memperkuat penanganan tanggap darurat di lapangan.

“BNPB bersama BPBD Kabupaten Sarmi akan terus memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak terpenuhi, mempercepat pendataan, serta mendukung percepatan distribusi bantuan logistik ke wilayah terdampak,” ucap Abdul.

Melalui Tim Reaksi Cepat (TRC), BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sarmi untuk memastikan penanganan darurat berjalan optimal. Tim juga mendampingi proses administrasi serta menyiapkan distribusi logistik dari gudang BNPB di Jakarta.

Bantuan tahap awal yang telah dikirim meliputi 100 paket sembako, 100 selimut, 1 tenda pengungsi, 50 tenda keluarga, 50 kasur lipat, 100 matras, 50 velbed, dan 100 terpal. Total nilai bantuan tersebut mencapai Rp325 juta.

Tak hanya itu, BNPB juga mengirimkan tambahan bantuan sesuai permintaan resmi pemerintah daerah.

“BNPB juga mengirimkan tambahan dukungan sesuai permohonan resmi Pemerintah Kabupaten Sarmi, yang mencakup kebutuhan logistik seperti paket sembako, obat-obatan, makanan siap saji, perlengkapan kebersihan, hygiene kit, tenda pengungsi, tenda keluarga, kasur lipat, matras, velbed, terpal, serta peralatan pendukung seperti chainsaw, perahu karet, dan mesin tempel. Pengiriman logistik BNPB ini dilakukan pada Minggu (19/10) malam dan dijadwalkan tiba di lokasi pada hari ini, Senin (20/10),” jelas Abdul.

Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat yang rumahnya rusak berat serta mempercepat pemulihan pasca-bencana di Sarmi. BNPB menegaskan, pendistribusian logistik akan terus dilakukan hingga seluruh kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |