Bukan Cuma Dieng! 7 Desa Wisata di Wonosobo yang Diam-diam Bikin Turis Terpikat

5 hours ago 5
Bukan Cuma Dieng! 7 Desa Wisata di Wonosobo yang Diam-diam Bikin Turis Terpikat
Dieng Kulon masuk dalam daftar desa wisata yang bikin turis terpikat. (Dok. Istimewa)

PEWARTA.CO.ID — Liburan ke dataran tinggi sering kali membuat pikiran langsung melayang ke satu nama: Dieng Plateau. Sunrise yang dramatis, kabut pagi yang tebal, dan lanskap vulkanik membuat kawasan itu mudah dikenali oleh para pelancong.

Namun, bila Anda menelisik lebih jauh, Wonosobo sebenarnya menyimpan lebih banyak cerita dan sudut lain yang tak kalah menawan. Di balik pemandangan ikonik tersebut terdapat desa-desa kecil yang berkembang menjadi desa wisata yang masing-masing menyuguhkan pengalaman berbeda yang menjadikan istilah wisata Wonosobo lebih kaya dari sekadar daftar "spot foto".

Saat kita membicarakan destinasi Wonosobo, nama-nama besar seperti Bukit Sikunir atau Telaga Warna memang populer. Tetapi daya tarik wilayah ini tidak hanya sebatas itu: banyak desa wisata yang menawarkan pengalaman tinggal bersama warga, berpartisipasi dalam kegiatan pertanian lokal, hingga belajar seni tradisional.

Keterlibatan komunitas dalam pengelolaan pariwisata membuat kunjungan ke desa-desa ini terasa lebih personal dan edukatif, sehingga menjadi bagian penting dari wisata Wonosobo yang disukai turis.

Mengunjungi desa-desa wisata di Wonosobo berarti memberi waktu untuk melihat bagaimana pariwisata terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari masyarakat: dari homestay bersahaja, menu tradisional, praktik bertani di ketinggian, sampai upacara adat yang masih lestari.

Berikut ini tujuh desa wisata di Wonosobo yang layak Anda masukkan ke rencana perjalanan, bukan sekadar pelengkap, melainkan destinasi yang mampu membuat wisatawan terpikat karena keunikan dan autentisitasnya.

1. Desa Sembungan (Kejajar)

Desa Sembungan kerap disebut sebagai salah satu titik tertinggi yang mudah diakses di Pulau Jawa, beroperasi pada ketinggian sekitar 2.300 meter di atas permukaan laut.

Kondisi ketinggian ini memberi keuntungan besar bagi wisatawan: udara dingin yang menyegarkan, kabut pagi yang turun seperti tirai, dan pemandangan pegunungan yang luas.

Bagi banyak orang, pengalaman bangun pagi untuk menyaksikan matahari terbit di sekitar Sembungan menghadirkan perspektif baru tentang wisata Wonosobo, bukan hanya sekadar melihat matahari terbit, melainkan merasakan ritme alam yang lambat dan menenteramkan.

Selain panorama, Sembungan menawarkan kegiatan yang memperkaya pengalaman wisata: trekking pendek antarbukit, kunjungan ke lahan pertanian kentang dan sayuran dataran tinggi, serta kesempatan menginap di homestay yang dikelola warga.

Interaksi dengan petani setempat memberi wawasan tentang tantangan bercocok tanam pada ketinggian, teknik irigasi sederhana, dan bagaimana komoditas seperti kentang menjadi andalan ekonomi lokal. Semua aktivitas itu menjadikan Sembungan sebuah contoh destinasi Wonosobo yang menggabungkan alam, edukasi, dan komunitas.

Bagi fotografer dan pencari ketenangan, Sembungan menawarkan variasi mood sepanjang hari: kabut tebal pagi hari, sinar lembut saat siang, dan langit bersih pada malam yang cocok untuk mengamati bintang.

Bagian penting lain adalah pelestarian budaya: tradisi lokal, termasuk ritual tertentu yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat, masih dirawat dan kadang menjadi bagian dari atraksi budaya yang disajikan bagi pengunjung yang datang dengan niat belajar.

Baca juga: 5 Tempat Wisata Terbaik di Wonosobo, Wajib Dikunjungi Saat Liburan Sekolah 2025

2. Desa Parikesit (Kawasan Dieng)

Desa Parikesit Wonosobo
Desa Parikesit Wonosobo

Parikesit menonjol sebagai desa yang mengombinasikan pemandangan pegunungan dengan aktivitas pertanian yang khas dataran tinggi. Hamparan ladang kentang, kebun carica, dan lahan tembakau menjadi latar menarik bagi wisatawan yang ingin melihat bagaimana hasil bumi kelas tinggi diproduksi.

Aktivitas agriturisme di Parikesit membuatnya relevan bagi wisatawan yang tertarik pada aspek produksi pangan, sehingga memberikan pemahaman lebih dalam tentang sumber makanan yang sering kita temui di pasar.

Salah satu daya tarik yang tengah populer adalah fenomena “berdiri di atas awan” di titik-titik pandang tertentu, terutama saat pagi hari ketika kabut menyelimuti lembah. Lokasi-lokasi seperti bukit pandang menawarkan sensasi seakan melayang di atas awan, sebuah pengalaman estetis yang mudah menjadi memori tak terlupakan.

Selain itu, kegiatan praktis seperti ikut menanam atau memanen (bergantung musim) memberi pengalaman langsung soal kerja keras petani di ketinggian.

Parikesit juga menunjukkan bagaimana wisata Wonosobo yang disukai turis tak selalu soal lanskap megah: seringkali wisatawan menilai pengalaman lebih dari aktivitas sederhana yang memberi kepuasan, misalnya, mencoba olahan carica hasil olahan lokal, belajar proses pengolahan kentang, atau berdiskusi santai dengan warga mengenai perubahan cuaca dan dampaknya pada pertanian. Semua ini membuat Parikesit relevan bagi pelancong edukatif maupun keluarga yang ingin liburan bermakna.

Baca juga: 6 Wisata Air Paling Menyegarkan di Wonosobo, Cocok Dikunjungi Saat Musim Panas

3. Desa Budaya Giyanti (Selomerto)

Giyanti menonjol dengan identitasnya sebagai desa budaya: di sini nilai-nilai tradisi dan kesenian dipertahankan dan dijadikan medium pariwisata.

Jika banyak tujuan di Wonosobo menawarkan alam sebagai magnet utama, Giyanti memberi ruang bagi pelancong untuk tenggelam dalam praktik seni tradisional, dari tari lengger hingga pertunjukan topeng yang dipentaskan oleh komunitas setempat.

Kegiatan khas seperti pasar tradisional mingguan menjadi arena interaksi antara wisatawan dan penduduk lokal. Di pasar demikian pengunjung dapat mencicipi kuliner lokal, membeli kerajinan tangan, dan menyaksikan pentas seni jalanan yang kadang diselenggarakan sebagai bagian dari upaya mempertahankan budaya.

Pendidikan budaya menjadi bagian dari paket wisata di Giyanti: pelajaran singkat membuat topeng, belajar menari tradisional, atau ikut latihan gamelan seringkali tersedia untuk pelancong yang ingin pengalaman lebih intens.

Selain itu, Giyanti dikenal sebagai komunitas yang mempraktikkan toleransi dan sumbu sosial yang kuat. Untuk wisatawan, berkunjung ke desa ini bukan sekadar hiburan, melainkan kesempatan memahami dinamika sosial, nilai gotong royong, dan bagaimana pariwisata dapat menjadi sarana pelestarian budaya. Inilah aspek yang membuat Giyanti menjadi salah satu destinasi Wonosobo yang menawarkan nilai tambah non-alamiah.

Baca juga: 10 Wisata Gratis di Bekasi yang Bisa Dinikmati Tanpa Keluar Uang Sepeserpun!

4. Desa Rancangsari Wilayu (Selomerto)

Desa Rancangsari Wilayu Wonosobo
Desa Rancangsari Wilayu Wonosobo

Rancangsari Wilayu adalah contoh desa agrowisata yang berkembang pesat karena memadukan produk alam dengan atraksi petualangan.

Di daerah ini, buah durian dan manggis menjadi produk unggulan yang sering kali menjadi daya tarik musiman. Wisata panen buah, di mana pengunjung dapat memetik sendiri dan langsung mencicipi hasil panen dapat menjadi aktivitas favorit keluarga dan rombongan.

Tidak hanya panen, desa ini juga mengembangkan aktivitas petualangan ringan seperti river tubing, jalur outbound, dan permainan tim yang menjadikan kunjungan lebih dinamis.

Pendekatan ini membuat desa ini cocok untuk pengunjung yang mencari kombinasi antara santai dan adrenaline-mild.

Program edukasi seperti workshop pembuatan kerajinan lokal atau perkenalan pembuatan pakan ternak skala kecil juga kerap diselenggarakan oleh kelompok perempuan dan pemuda untuk meningkatkan kapasitas masyarakat setempat.

Rancangsari Wilayu menyediakan paket pengalaman yang menunjukkan betapa wisata populer di Wonosobo bisa beragam: dari relaksasi di kebun hingga aktivitas fisik yang menyenangkan, sekaligus memberi pemasukan tambahan bagi warga melalui homestay, penjualan produk lokal, dan jasa pemandu. Pendekatan wisata berbasis komunitas ini menjamin manfaat ekonomi lebih merata di tingkat desa.

Baca juga: 5 Hidden Gem Wonosobo, Wisata Tersembunyi yang Belum Banyak Traveler Muda Ketahui

5. Desa Sendangsari (Garung)

Posisinya yang relatif dekat dengan jalur utama ke Dieng menjadikan Sendangsari pilihan menarik bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana pedesaan tanpa harus menyimpang jauh dari rute wisata.

Di Sendangsari, pengunjung menemukan lanskap sawah berundak, sumber air alami, serta homestay yang menawarkan kenyamanan sederhana. Keunggulan desa ini adalah keseimbangan antara aksesibilitas dan ketenangan, sebuah kombinasi sempurna yang dicari banyak wisatawan modern.

Aktivitas di Sendangsari berfokus pada pengalaman keseharian: ikut memasak menu tradisional bersama ibu-ibu desa, mempelajari teknik pengolahan padi, dan berjalan santai menyusuri jalan setapak yang menembus sawah.

Bagi pengunjung yang ingin berinteraksi lebih lama, desa ini menyediakan paket homestay dengan kegiatan harian bersama keluarga tuan rumah, sehingga pengalaman pariwisata berubah menjadi pengalaman tinggal.

Dengan terus berkembangnya fasilitas dasar seperti akses jalan dan fasilitas sanitasi, Sendangsari semakin mudah dijangkau tanpa kehilangan karakternya sebagai desa yang ramah lingkungan. Hal ini menjadikan Sendangsari salah satu wisata Wonosobo yang disukai turis karena kemudahan sekaligus keaslian yang ditawarkan.

Baca juga: 5 Spot Perkemahan Favorit di Wonosobo Bikin Camping Makin Seru Menyatu dengan Alam

6. Desa Pesona Gunung Prau (Dieng)

Desa Pesona Gunung Prau Dieng Wonosobo
Desa Pesona Gunung Prau Dieng Wonosobo

Gunung Prau populer di kalangan pendaki dan fotografer karena panorama sunrise-nya yang spektakuler. Di sekelilingnya, komunitas desa wisata memanfaatkan potensi ini dengan program-program yang mengakomodasi kebutuhan wisatawan sekaligus menjaga kelestarian alam.

Desa Pesona Gunung Prau menjadi wadah untuk mengorganisir homestay, rute pendakian yang lebih aman, dan kegiatan budaya yang disajikan saat musim kunjungan tinggi.

Selain paket pendakian, desa ini juga mengembangkan atraksi malam seperti pengamatan bintang dan kegiatan tradisi malam yang menampilkan musik dan tarian lokal.

Kegiatan edukatif tentang konservasi lingkungan dan tata kelola sampah juga sering dilaksanakan demi menjaga kualitas pengalaman wisata.

Bagi pecinta fotografi, lokasi ini menawarkan kombinasi lanskap gunung, cekungan lembah, dan langit malam yang memikat.

Dengan pendekatan pengelolaan yang bertanggung jawab, Desa Pesona Gunung Prau menegaskan bahwa destinasi Wonosobo dapat berkembang tanpa mengorbankan kelestarian alam, sebuah model penting bagi pariwisata berkelanjutan di wilayah dataran tinggi.

Baca juga: GRATIS! 10 Wisata Hemat di Wonosobo yang Bisa Dinikmati Tanpa Bayar Tiket

7. Desa Dieng Kulon (Dataran Tinggi Dieng)

Dieng Kulon terletak di jantung kawasan dataran tinggi Dieng dan memadukan nilai sejarah, budaya, dan alam.

Desa ini tidak hanya menjadi pintu masuk ke kompleks candi dan situs geologi, tetapi juga menyimpan tradisi yang kuat seperti upacara potong rambut gimbal yang bernilai sakral.

Kunjungan ke Dieng Kulon memberi gambaran tentang hubungan antara warisan budaya dan lanskap vulkanik yang khas wilayah ini.

Objek-objek seperti candi-candi kuno, sendang, dan telaga kecil tersebar di kawasan ini sehingga pengunjung mendapat pengalaman multiperaspektif: sejarah, agama, dan alam berpadu menjadi satu kesatuan.

Selain itu, pengelolaan homestay dan layanan wisata di desa ini semakin terstruktur, menjadikan Dieng Kulon pilihan utama bagi wisatawan yang ingin kombinasi antara eksplorasi situs sejarah dan pengalaman tinggal di desa.

Peran masyarakat dalam menjaga tradisi serta merespon kebutuhan pengunjung membuat Dieng Kulon menjadi representasi klasik dari wisata populer di Wonosobo yang tegas dalam identitasnya, hangat dalam penyambutannya, dan kaya dalam pengalaman yang ditawarkan.

Menjelajahi ketujuh desa wisata tersebut memberi perspektif baru tentang kekayaan pariwisata Wonosobo. Dari pegunungan tinggi hingga praktik budaya yang hidup, setiap desa menawarkan alasan kuat mengapa wisata Wonosobo layak menjadi tujuan utama dalam rencana perjalanan Anda.

Jangan hanya berhenti pada ikon-ikon utama; sisihkan waktu untuk menyusuri desa-desa ini dan rasakan sendiri bagaimana destinasi Wonosobo mampu menyuguhkan pengalaman tak terlupakan, sekaligus membuktikan wisata Wonosobo yang disukai turis memang benar adanya.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |