Redaksi Pewarta.co.id
Rabu, September 24, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Anggaran Makan Bergizi Gratis Sentuh Rp335 Triliun di 2026, Dana Pendidikan Kena Imbas |
PEWARTA.CO.ID — Anggaran negara kembali menjadi sorotan setelah pemerintah mengalokasikan dana jumbo untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada APBN 2026.
Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp335 triliun, atau hampir setara dengan sepertiga dari belanja pendidikan nasional.
Dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (23/9/2025), Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa APBN 2026 disusun untuk memberikan manfaat nyata bagi rakyat dan ekonomi nasional.
"APBN tahun 2026 akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan perekonomian, demi terwujudnya Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur," kata Purbaya.
Jika dibandingkan dengan pos anggaran pendidikan lainnya, nilai Rp335 triliun untuk MBG jauh lebih besar. Sebagai gambaran, program beasiswa sekolah hingga perguruan tinggi hanya mendapatkan Rp57,7 triliun, sedangkan alokasi untuk guru dan dosen non-PNS tercatat Rp91,4 triliun.
Secara keseluruhan, anggaran pendidikan memang naik menjadi Rp769,1 triliun. Namun, Rp233 triliun di antaranya tersedot untuk mendanai program MBG.
Kondisi ini memunculkan perdebatan karena berpotensi menekan program pendidikan lain yang juga dinilai penting untuk peningkatan kualitas SDM.
Tak hanya itu, Purbaya juga mengingatkan kementerian dengan pagu besar agar serius dalam menyerap anggaran. Ia menegaskan tidak ingin ada dana mengendap tanpa realisasi yang jelas.
"Tadi saya ajak ke Pak Presiden, bulan depan saya akan mulai beredar di kementerian-kementerian yang besar, yang penyerapan anggarannya belum optimal," ungkapnya di Istana Kepresidenan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, bila penyerapan anggaran tidak maksimal, dana tersebut akan segera dialihkan ke program lain yang langsung bisa dirasakan masyarakat.
"Kita sebarkan ke program-program yang langsung siap ke rakyat. Saya enggak mau uang nganggur," tegas Purbaya.
Adapun struktur APBN 2026 menetapkan pendapatan negara sebesar Rp3.153,6 triliun, belanja negara Rp3.842,7 triliun, dengan defisit 2,68 persen terhadap PDB.
Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 2,5 persen, menjaga suku bunga SBN di kisaran 6,9 persen, serta kurs rupiah di level Rp16.500 per dolar AS.
Selain fokus pada belanja rakyat, pemerintah juga berupaya memperkuat sektor swasta melalui penguatan peran Danantara, penempatan dana Rp200 triliun di Bank Himbara, serta reformasi perizinan guna menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif.


















































