Bram Edo
Sabtu, September 13, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Film 'Perempuan Pembawa Sial' tayang resmi perdana 18 September 2025. (Foto: Dok. IDN Pictures) |
PEWARTA.CO.ID — Film Perempuan Pembawa Sial diputar perdana di bioskop Cinepolis Malang Town Square (Matos), Kota Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (13/9/2025).
Film bergenre horor dengan durasi 97 menit ini disutradari oleh Fajar Nugros, bersama rumah produksi IDN Pictures.
Meski secara resmi tayang serentak pada 18 September 2025 di layar bioskop seluruh Indonesia, namun jurnalis Pewarta.co.id berkesempatan menyaksikan pemutaran perdana lewat undangan screening film bersama penonton lain yang terdiri dari konten kreator, influencer, hingga, awak media lokal.
Hasilnya, selama kurang lebih satu setengah jam penonton dibuat tegang lewat adegan mistis yang berpadu apik dengan sound effect menggelegar di studio Cinepolis Matos.
Bahkan, alur cerita yang sulit ditebak membuat penonton diajak berpikir tentang apa yang sudah dilakukan pemeran utama di masa lalu sehingga mendapat kutukan sial seseram itu. Ditambah plot twist di akhir cerita yang membuat penonton lagi-lagi harus bertanya-tanya.
Secara keseluruhan, film ini terasa fresh berkat kualitas editing berkelas dan komposisi sinematografi khas Fajar Nugros yang tak diragukan lagi untuk genre horor.
Baca juga: Sinopsis Perempuan Pembawa Sial, Kisah Cinta Terkutuk yang Siap Bikin Merinding
Fajar Nugros angkat mitos Jawa Bahu Laweyan
Film 'Perempuan Pembawa Sial' menawarkan kisah horor elegan yang berpadu dengan sentuhan budaya lokal, menjadikannya berbeda dari film horor kebanyakan.
Mengambil inspirasi dari mitos Jawa tentang Bahu Laweyan dan dongeng klasik Bawang Merah Bawang Putih, film ini memadukan cerita tentang kutukan, karma masa lalu, hingga konflik saudara tiri yang menegangkan.
Fajar Nugros, yang sebelumnya sukses lewat film horor Inang (2022), kembali membuktikan kemampuannya mengemas teror dengan nuansa emosional yang kuat.
Film ini berkisah tentang Mirah (Raihaanun), seorang perempuan yang dikutuk dengan mitos Bahu Laweyan. Setiap pria yang menyentuhnya akan mengalami kematian tragis.
Kutukan itu membuat Mirah dicap sebagai pembawa sial, hingga masyarakat pun menjauhinya. Namun, kehidupannya berubah ketika ia bertemu Bana (Morgan Oey), pemilik warung makan sederhana yang tulus mencintainya.
Konflik semakin kompleks saat terungkap bahwa kutukan tersebut bukanlah sekadar takdir. Puti (Clara Bernadeth), saudara tiri Mirah, ternyata menyimpan dendam lama yang menjadi sumber malapetaka.
Dari situlah Mirah dihadapkan pada pilihan sulit, antara mempertahankan cinta sejatinya, membalas dendam, atau berjuang mematahkan kutukan yang menghantuinya.
Baca juga: Inilah Beberapa Fakta Horor Perempuan Pembawa Sial, dari Mantra Mistis hingga Lokasi Syuting Angker
Karakter dan peran para pemain
Film ini menghadirkan deretan aktor papan atas dengan karakter yang penuh warna:
- Mirah (Raihaanun): Seorang perempuan yang selalu dihantui masa lalu dan kemalangan. Cinta baginya selalu berakhir tragis, membuatnya harus menghadapi trauma sekaligus kutukan.
- Puti (Clara Bernadeth): Adik tiri Mirah yang awalnya penuh penerimaan, namun berubah menjadi sumber dendam yang mematikan.
- Bana (Morgan Oey): Pemuda sederhana pemilik warung makan yang tulus, namun diam-diam menyimpan misteri masa lalu yang tak kalah kelam.
- Sunyoto (Rukman Rosadi): Kepala pabrik wig tempat Mirah bekerja. Dikenal genit terhadap pegawai, ia memiliki sisi gelap yang misterius.
- Lasmi (Aurra Kharisma): Sosok Laweyan yang muncul bersama delman berkusir tanpa kepala, membawa teror sebelum mencabut nyawa korbannya.
- Mbah Warso (Didik Nini Thowok): Figur mistis yang dihormati di kampung Mirah, seorang perias pengantin dengan aura misterius.
- Aryo (Banyu Bening): Suami pertama Mirah yang meninggal tragis akibat kutukan. Sosoknya terus menghantui Mirah bahkan setelah kematiannya.
Sentuhan budaya lokal dan horor elegan
Perempuan Pembawa Sial tidak hanya sekadar menyajikan jumpscare, tetapi juga menggali kearifan lokal Jawa. Mitos Bahu Laweyan menjadi benang merah yang dikemas dengan sentuhan modern.
Nuansa horor yang elegan terasa kuat, memperlihatkan bahwa teror bisa hadir tanpa harus kehilangan keindahan visual dan kedalaman cerita.
“Film ini bukan hanya tentang kutukan, tapi juga bagaimana masa lalu, dendam, dan cinta saling berkelindan dalam satu narasi,” ungkap salah satu tim produksi.
Raih penghargaan JAFF 2024
Sebelum dirilis ke publik, Perempuan Pembawa Sial sudah lebih dulu unjuk gigi di panggung internasional. Film ini diputar perdana di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2024 dan berhasil meraih penghargaan Best Editing.
Penghargaan tersebut menjadi bukti bahwa film ini tidak hanya menghadirkan cerita yang kuat, tetapi juga memiliki kualitas teknis mumpuni.
Para pemain mengaku banyak mengalami proses pendalaman karakter yang cukup intens. Raihaanun, misalnya, harus benar-benar menghidupkan sosok Mirah yang rapuh sekaligus penuh beban kutukan. Chemistry antara Raihaanun dan Morgan Oey juga menjadi daya tarik utama dalam membangun emosi penonton.
Baca juga: Review Awal Perempuan Pembawa Sial (2025): Kutukan Mistis Jawa yang Menyimpan Cinta Tragis
Tayang resmi perdana 18 September 2025
Film Perempuan Pembawa Sial dijadwalkan rilis serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 18 September 2025. Dengan atmosfer mistis, konflik keluarga yang menyayat, serta elemen budaya lokal yang kental, film ini diprediksi akan menjadi salah satu horor paling diperbincangkan tahun ini.
Jika Anda penggemar film dengan genre horor, tentu sangat direkomendasikan menonton film anyar garapan Fajar Nugros ini. Jangan lupa datang dan saksikan 'Perempuan Pembawa Sial' di bioskop mulai 18 September 2025!