Hammad Hendra
Rabu, Maret 12, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi i'tikaf. (Dok. Ist) |
Pewarta.co.id - I’tikaf merupakan salah satu ibadah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan manfaat yang diperoleh oleh orang yang beri’tikaf, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma:
"Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda mengenai orang yang beri'tikaf, bahwa (dengan beri'tikaf) ia terjaga dari dosa-dosa dan akan ditulis untuknya kebaikan-kebaikan sebagaimana orang yang mengerjakan seluruh kebaikan." (H.R. Ibnu Majah, dari Kitab Misykat)
Dua keutamaan i’tikaf
Dari hadits tersebut, ada dua manfaat utama yang dapat diperoleh seseorang ketika melaksanakan i’tikaf:
1. Terjaga dari dosa dan maksiat
Setiap manusia memiliki kelemahan dan terkadang terjerumus dalam perbuatan dosa, baik disengaja maupun tidak.
Di bulan penuh berkah seperti Ramadan, melakukan kemaksiatan merupakan suatu bentuk kezaliman yang sangat besar.
Oleh karena itu, i’tikaf menjadi sarana efektif untuk menjaga diri dari berbagai godaan duniawi.
Dengan menghabiskan waktu di masjid untuk beribadah, seseorang dapat lebih fokus dalam mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhi hal-hal yang dapat merusak keimanannya.
2. Mendapatkan pahala dari amalan yang tidak bisa dikerjakan
Seseorang yang beri’tikaf memang tidak dapat melakukan beberapa amal kebajikan seperti mengantar jenazah atau menjenguk orang sakit.
Namun, hadits di atas menegaskan bahwa meskipun seorang mukmin tidak bisa menjalankan amalan-amalan tersebut karena sedang beri’tikaf, Allah tetap akan memberikan pahala seolah-olah ia telah mengerjakannya.
Keutamaan ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah Subhaanahu wata'ala.
Seseorang yang hanya melakukan satu ibadah, yakni i’tikaf, tetap mendapatkan pahala dari berbagai amalan lain yang biasa ia lakukan di luar i’tikaf.
Hal ini menjadi bukti bahwa Allah Maha Pemurah dan tidak akan menyia-nyiakan amalan hamba-Nya.
Renungan: Sudahkah Kita Memperhatikan I’tikaf?
Sayangnya, banyak di antara kita yang telah melalaikan ibadah i’tikaf dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak terlalu penting.
Kita sering kali lebih sibuk dengan urusan dunia, sehingga kehilangan kesempatan emas untuk mendapatkan keutamaan besar ini.
Sebagaimana dalam sebuah ungkapan:
"Untuk memberikan sesuatu, Allah mempunyai berbagai cara. Pemberian Allah tidak tergantung kepada banyaknya amal dan usaha."
Artinya, Allah memiliki cara-Nya sendiri untuk melimpahkan rahmat kepada hamba-hamba-Nya.
Jika seseorang memiliki keikhlasan dan niat yang tulus dalam beribadah, Allah akan memberikan keberkahan yang luar biasa, bahkan lebih dari yang bisa dibayangkan.
Begitu pula dalam sebuah syair disebutkan:
"Wahai Tuan Syahidi, mengapa kamu tidak menerima?
Padahal kasih sayang-Nya melimpah kepada setiap makhluk-Nya.
Kalau memang engkau layak untuk mendapatkannya,
Dia akan melimpahkan padamu jua."
Dengan memahami betapa besar keutamaan i’tikaf, sudah seharusnya kita berusaha untuk tidak melewatkannya, terutama di sepuluh malam terakhir Ramadan.
Semoga Allah Subhaanahu wata'ala memberi kita kekuatan untuk meraih keutamaan ibadah ini dan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin.