Hammad Hendra
Minggu, Mei 18, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Kementan intensifkan pengawasan distribusi dan harga ayam broiler di Jakarta. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Dalam upaya menjaga kestabilan harga dan pasokan ayam broiler di pasar, Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan pengawasan terhadap jalur distribusi ayam ras pedaging, termasuk melalui inspeksi mendadak di sejumlah pangkalan ayam di wilayah DKI Jakarta.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa konsumen tetap mendapatkan pasokan ayam dengan harga yang wajar.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan, Hary Suhada, saat mengunjungi pangkalan ayam dan Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di kawasan Pulo Gadung.
"Ini penting untuk menjaga ketersediaan dan harga ayam tetap pada level yang wajar," kata Hary Suhada dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu.
Hary menjelaskan bahwa pihaknya tengah memantau kelancaran distribusi ayam dari sentra produksi menuju wilayah konsumen seperti Jabodetabek.
Hasil pemantauan sementara menunjukkan bahwa pasokan ayam hidup ke RPHU Pulo Gadung terjaga dengan baik, tanpa adanya gejolak signifikan dalam distribusinya.
Namun, ia juga mencatat adanya sejumlah tantangan yang disampaikan oleh para pelaku usaha, terutama terkait dengan fluktuasi harga dan tingginya biaya logistik yang masih membebani rantai pasok.
“Kami akan dorong efisiensi rantai pasok serta integrasi sistem distribusi ayam. Semua langkah ini bertujuan untuk melindungi peternak rakyat sekaligus menjaga keterjangkauan harga bagi konsumen,” tegasnya.
Kementan juga menyoroti pentingnya keterlibatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota dalam mengelola distribusi anak ayam umur sehari (DOC Final Stock), ayam hidup, dan karkas.
OPD diminta untuk rutin mengumpulkan serta menganalisis data produksi dan konsumsi di daerah masing-masing.
Dengan pendekatan berbasis data tersebut, diharapkan OPD mampu merumuskan kebijakan distribusi yang lebih terarah, sehingga tidak terjadi ketimpangan antara pasokan dan permintaan, yang bisa menyebabkan gejolak harga di tingkat peternak maupun konsumen.
Dalam kunjungan tersebut, Suparno Nojeng, pelaku usaha ayam yang telah berkecimpung di industri sejak 1980, turut memberikan pandangannya.
Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar pasokan ayam ke Jakarta berasal dari sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Harga ayam selalu fluktuatif karena ketidaksinkronan antara peternak, pedagang dan pembeli,” ujar Suparno.
Meski demikian, Suparno tetap optimis terhadap kebijakan pemerintah ke depan, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Kita percayakan kepada pemerintah, apalagi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menjelajah persoalan di masyarakat dari A sampai Z. Insya Allah, mudah-mudahan berjalan dengan baik dan saya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian,” kata Suparno.
Sebelumnya, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, juga menegaskan pentingnya perombakan dalam sistem tata niaga ayam ras secara nasional.
“Rantai pasok ayam ras harus ditata ulang agar efisien dengan kolaborasi dan dukungan seluruh unsur pemerintah dan pelaku usaha,” kata Agung di Jakarta (17/5/2025).