Keteladanan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat dalam Itikaf Ramadhan

5 hours ago 4

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Rabu, Maret 12, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Keteladanan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat dalam I’tikaf Ramadhan
Keteladanan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat dalam i’tikaf Ramadhan. (Dok. Ist)

Pewarta.co.id - Dalam ajaran Islam, i’tikaf merupakan ibadah yang memiliki nilai istimewa, terutama di bulan Ramadhan.

I’tikaf dilakukan dengan berdiam diri di masjid untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjauhkan diri dari aktivitas duniawi, dan memperbanyak ibadah seperti shalat, dzikir, serta membaca Al-Qur’an.

I’tikaf dalam kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam awalnya melaksanakan i’tikaf selama sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan, kemudian dilanjutkan pada sepuluh hari pertengahan.

Beliau melakukan i’tikaf di dalam sebuah kemah sederhana.

Namun, dalam sebuah peristiwa, beliau mendapat wahyu bahwa malam Lailatul Qadar berada di sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Beliau kemudian bersabda:

"Aku telah beri’tikaf sejak sepuluh hari awal bulan ini untuk mencari malam Lailatul Qadar, kemudian sepuluh hari yang tengah. Lalu, aku didatangi (malaikat) dan diberitahu bahwa malam Lailatul Qadar itu ada di sepuluh hari yang akhir. Barangsiapa yang telah beri’tikaf bersamaku, maka hendaklah beri’tikaf juga pada sepuluh malam yang akhir."

Mengetahui hal tersebut, para sahabat pun mengikuti beliau untuk melakukan i’tikaf hingga akhir bulan Ramadhan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian melanjutkan:

"Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku malam Lailatul Qadar tersebut, tetapi kemudian hal itu dilupakan dariku. Aku bermimpi bahwa aku bersujud di atas air dan lumpur pada pagi hari malam Lailatul Qadar tersebut. Oleh karena itu, carilah malam Lailatul Qadar pada sepuluh malam yang akhir dan carilah pada malam-malam ganjil."

Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu juga meriwayatkan bahwa pada malam itu hujan turun, menyebabkan atap masjid yang terbuat dari daun kurma bocor.

Keesokan paginya, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa kening Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam terdapat bekas air dan lumpur.

Malam itu bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan.

Makna i'tikaf dan Lailatul Qadar

Para ulama sepakat bahwa i’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan merupakan sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan.

Tujuan utama i’tikaf adalah untuk mencari keberkahan malam Lailatul Qadar, malam yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Dengan i’tikaf, seseorang dapat memaksimalkan ibadahnya tanpa terganggu oleh aktivitas duniawi.

Bahkan jika ia tertidur, selama masih dalam kondisi i’tikaf, ia tetap dianggap sedang beribadah.

Hal ini menunjukkan bahwa i’tikaf adalah cara terbaik untuk menghidupkan malam-malam terakhir Ramadhan.

Sebagaimana diceritakan dalam riwayat lain dari Sayyidatina Aisyah Radhiyallahu ‘anha:

"Selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengencangkan ikat sarungnya dan bangun malam, serta membangunkan keluarganya untuk beribadah."

Ungkapan "mengencangkan ikat sarungnya" memiliki dua makna, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam ibadah lebih dari biasanya dan menjauhkan diri dari hubungan dengan istri-istri beliau selama waktu tersebut.

I’tikaf adalah salah satu bentuk ibadah yang diajarkan langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar.

Dengan menghabiskan waktu di masjid untuk beribadah, seseorang dapat lebih fokus mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Di bulan Ramadhan, khususnya di sepuluh malam terakhir, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka, baik dengan shalat, membaca Al-Qur’an, maupun berdzikir.

I’tikaf menjadi cara terbaik untuk meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |