BANTEN – Armada truk pengangkut tanah, tabrak bocah perempuan berusia 9 tahun, di Jalan Raya Salembaran, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (7/11/2024).
Warga yang mengetahui kejadian itu, tanpa dikomando langsung melakukan pengrusakan dan membakar sejumlah truk tanah lainnya yang melintas di lokasi, dan melempari batu dan kayu kepada petugas kepolisian yang melerai kegaduhan massa.
Dalam video yang beredar, anak berusia 9 tahun tersebut tampak masih sadar dan menangis kesakitan tepat di bawah ban depan truk. Pasalnya, kaki bocah tersebut terlihat berdarah-darah. Oleh warga anak tersebut langsung dievakuasi ke RSUD Kabupaten Tangerang.
Warga lain yang melihat, langsung marah. Akhirnya dilampiaskan ke truk-truk tanah yang berhenti di belakang truk yang menabrak anak tersebut.
Warga memecahkan kaca truk dengan melemparkan batu, kayu balok besar, dan sempat melakukan sweeping.
Sementara itu, tidak terima rekan mereka terlindas truk pengangkut tanah, puluhan siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri Salembaran 2, Kecamatan Kosambi menggelar aksi sambil menangis dan membentangkan poster bertuliskan “Jam Operasional Truk Tambang Mulai dari Pukul 22:00 WIB, hingga Pukul 05:00 WIB, stop di jam kerja”.
Aksi siswa-siswi SDN Salembaran 2 ini, juga diikuti dewan guru. Baik siswa maupun guru protes kepada pengelola truk tambang maupun kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Aksi ini berlangsung di Jalan raya Salembaran, Desa Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Kamis (7/11/2024).
Guru SDN Salembaran 2 Fajar kepada wartawan mengatakan, aksi yang dilakukan siswa dan guru tersebut, merupakan bentuk solidaritas sekaligus ungkapan rasa resah dengan keberadaan truk tambang, setelah Alika siswi kelas 3 C SDN Salembaran 2 terlindas serta mengalami luka parah di bagian kaki.
“Kebetulan siswa saya masuk sekolah siang, dan terjadi kecelakaan di sini, dibawa ke rumah sakit umum, dan kakinya saya tidak bisa menggambarkan, mungkin bisa lihat saja nanti ke sana,” kata Fajar kepada wartawan, Kamis (07/11/2024).
Ia berjanji, jika ke depannya nanti armada truk tambang pengangkut tanah kembali beroperasi di luar jam yang sudah ditentukan oleh pemerintah daerah, maka dirinya bersama siswa-siswi akan menggelar orasi yang lebih besar lagi.
“Sudah banyak korban yang berjatuhan akibat truk tanah yang beroperasi di luar jam yang sudah di tentukan. Kemarin, belum lama baru saja didemo oleh mahasiswa tapi hari ini sudah beroperasi lagi,” demikian Fajar mengakhiri wawancara. (RED)