Netanyahu Ancam Hantam Pemimpin Hamas di Negara Manapun, Qatar Desak Dunia Bertindak

3 hours ago 6

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Selasa, September 16, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Netanyahu Ancam Hantam Pemimpin Hamas di Negara Manapun
Netanyahu Ancam Hantam Pemimpin Hamas di Negara Manapun.

PEWARTA.CO.ID — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali melontarkan pernyataan keras terkait konflik berkepanjangan dengan Hamas. Ia menegaskan tidak menutup kemungkinan adanya serangan lanjutan terhadap para pemimpin Hamas di luar Gaza.

“Tidak ada tempat yang aman bagi mereka. Kami tidak mengesampingkan tindakan di mana pun para pemimpin Hamas berada,” kata Netanyahu dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

Pernyataan itu muncul di tengah memanasnya suasana politik kawasan. Para pemimpin Arab dan Islam baru saja menggelar KTT darurat untuk menyatakan dukungan terhadap Qatar, menyusul serangan Israel pada 9 September lalu di Doha yang menewaskan lima anggota Hamas dan seorang agen keamanan Qatar. Meski demikian, target utama serangan, yakni pimpinan Hamas, berhasil selamat.

Qatar kecam serangan Israel

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, menyebut serangan itu sebagai tindakan “pengecut dan berbahaya”. Ia mendesak forum internasional untuk mengambil “langkah-langkah praktis dan tegas” dalam merespons agresi tersebut. Menurutnya, serangan Israel terjadi justru ketika Hamas tengah mempelajari proposal gencatan senjata dari Amerika Serikat.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menjamin Qatar bahwa insiden serupa tidak akan terulang. Namun, Netanyahu tetap menunjukkan sikap keras dengan menolak memberikan jaminan serupa.

Reaksi dunia Arab dan Islam

KTT yang dihadiri oleh negara-negara besar seperti Iran, Turki, dan Arab Saudi menghasilkan komunike akhir yang menyerukan peninjauan ulang hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel.

Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab, Hossam Zaki, menegaskan bahwa seruan ini menjadi sinyal bagi negara-negara yang sudah menjalin hubungan dengan Israel untuk mengevaluasi kembali posisinya.

Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dalam pernyataan terpisah juga mengingatkan bahwa agresi Israel berpotensi merusak upaya koeksistensi serta perjanjian damai yang sudah ada.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, sekutu lama AS dan pihak yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979, turut mengecam aksi tersebut.

“Tindakan Israel menghambat peluang perjanjian damai baru dan bahkan membatalkan perjanjian yang sudah ada,” ujarnya.

Gaza kembali dibombardir

Sementara diplomasi berlangsung di Doha dan Yerusalem, pasukan Israel tetap menggencarkan serangan di Gaza. Otoritas kesehatan setempat melaporkan sedikitnya 16 warga sipil tewas akibat serangan ke dua rumah dan sebuah tenda keluarga pengungsi.

Selain itu, tentara Israel juga menghancurkan sebuah gedung 16 lantai yang diyakini sebagai bangunan tertinggi di Gaza.

Serangan dilakukan setelah memberi peringatan satu jam kepada keluarga pengungsi untuk segera meninggalkan lokasi. Militer Israel menuding gedung itu digunakan sebagai “infrastruktur teroris”.

Eskalasi perang

Konflik terbaru ini dipicu oleh serangan militan Hamas ke wilayah selatan Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan besar-besaran yang menurut otoritas kesehatan Palestina telah menewaskan lebih dari 64.000 orang hingga saat ini.

Situasi tersebut menunjukkan betapa rentannya kawasan Timur Tengah terhadap potensi konflik lebih luas, terutama setelah ancaman terbaru Netanyahu yang menyasar pemimpin Hamas di negara manapun mereka berada.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |