Hammad Hendra
Minggu, Mei 18, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilsutrasi. Pemimpin Eropa desak Israel hentikan operasi militer dan buka akses kemanusiaan ke Gaza. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Kekhawatiran internasional terhadap kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin meningkat seiring dengan intensifikasi operasi militer oleh Israel.
Sejumlah pemimpin Eropa menyuarakan seruan mendesak agar kekerasan segera dihentikan dan bantuan kemanusiaan dapat masuk tanpa hambatan.
Pada Sabtu (17/5/2025), Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menyampaikan keprihatinannya lewat media sosial.
Ia mengungkapkan keterkejutannya atas situasi di Gaza dan menuntut diakhirinya blokade serta dibukanya jalur bantuan kemanusiaan secara cepat dan aman.
"Apa yang sedang terjadi di Gaza merupakan tragedi kemanusiaan. Seluruh masyarakat menjadi sasaran kekerasan militer yang destruktif dan tidak proporsional. Hukum internasional dilanggar secara sistematis," tutur Costa.
Costa juga menekankan pentingnya gencatan senjata berkelanjutan dan pembebasan seluruh sandera tanpa syarat.
Selain itu, tujuh negara Eropa Norwegia, Islandia, Irlandia, Luksemburg, Malta, Slovenia, dan Spanyol mengeluarkan pernyataan bersama pada Jumat (16/5/2025) yang menyoroti penderitaan warga Gaza akibat konflik berkepanjangan.
Mereka memperingatkan bahwa situasi dapat memburuk lebih jauh jika tidak ada tindakan segera.
"Kami tidak akan tinggal diam menghadapi bencana kemanusiaan buatan manusia yang sedang terjadi di depan mata kita di Gaza," demikian pernyataan mereka.
Negara-negara tersebut menyerukan agar Israel segera menghentikan blokade dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke seluruh wilayah Gaza.
Mereka juga menegaskan dukungannya terhadap solusi dua negara dan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, juga menyuarakan kecaman atas tindakan militer Israel.
Dalam pernyataannya pada Sabtu, ia kembali menegaskan posisi Italia yang mendukung upaya gencatan senjata dan penyelesaian damai dua negara.
"Sudah saatnya untuk akhirnya mencapai gencatan senjata karena penduduk sipil sudah kelelahan, mereka tidak mampu lagi menahan serangan terus-menerus," imbuhnya.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab ke-34 yang digelar di Baghdad, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez meminta adanya tekanan internasional untuk menghentikan tindakan Israel yang ia sebut sebagai "pembantaian" di Gaza.
Ia juga menyampaikan bahwa Spanyol tengah merancang resolusi PBB untuk mengupayakan intervensi hukum terkait bantuan kemanusiaan.
"Para pemimpin dunia harus meningkatkan tekanan kita kepada Israel agar menghentikan pembantaian di Gaza, khususnya melalui jalur-jalur yang disediakan oleh hukum internasional untuk kita,” ujar Sanchez.
Data dari otoritas kesehatan Gaza menunjukkan bahwa sejak intensifikasi militer dimulai kembali pada 18 Maret, lebih dari 3.100 warga Palestina kehilangan nyawa dan lebih dari 8.600 lainnya mengalami luka-luka.
Sejak awal konflik pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa telah mencapai lebih dari 53.000 orang dengan lebih dari 120.000 korban luka.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, menyebut bahwa sebanyak 160.000 palet bantuan telah siap untuk disalurkan.
Namun, akses yang terus diblokir oleh Israel menghambat distribusi bantuan tersebut.
Fletcher menyerukan agar proses pengiriman bantuan dilakukan tanpa hambatan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil di Gaza.
Ia menekankan pentingnya bantuan cepat dan aman di tengah krisis yang memburuk.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, mengkritik tindakan Israel yang dianggap melanggar Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel tahun 2000.
Ia mendesak agar Uni Eropa segera membuka penyelidikan terkait kepatuhan Israel terhadap perjanjian tersebut.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengungkapkan bahwa para menteri luar negeri UE akan mengadakan pertemuan pada Selasa (20/5/2025) untuk membahas usulan Belanda dan mempertimbangkan langkah lanjutan terhadap tindakan Israel di Gaza.
Sementara serangan udara dan pengerahan pasukan darat oleh Israel terus berlangsung, tekanan internasional kini makin menguat.
Pemimpin-pemimpin Eropa menyuarakan bahwa penyelesaian damai dan penghormatan terhadap hukum internasional harus segera menjadi prioritas guna mengakhiri penderitaan warga sipil Gaza.