Hammad Hendra
Senin, Desember 29, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Ilustrasi. Kredit dan DPK tumbuh kuat, Bank Mandiri tunjukkan kinerja solid di akhir 2025. (Dok. Bank Mandiri) |
PEWARTA.CO.ID — Stabilitas likuiditas domestik pada penghujung 2025 membuka ruang ekspansi bagi dunia usaha dan sektor industri nasional.
Kondisi tersebut tercermin dari pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) yang meningkat sebesar 8,3 persen secara tahunan per November 2025, berdasarkan data Bank Indonesia (BI).
Peningkatan M2 ini didorong oleh akselerasi penyaluran kredit perbankan serta naiknya dana masyarakat yang tersimpan dalam sistem keuangan nasional.
Situasi tersebut memberi ruang bagi perbankan untuk menjaga laju pertumbuhan secara lebih terukur menjelang tutup buku tahun 2025.
Kinerja solid tersebut juga tercermin pada Bank Mandiri sebagai mitra strategis pemerintah.
Berdasarkan laporan keuangan bank only per akhir November 2025, penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh 13,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp1.452 triliun.
Capaian ini berada di atas rata-rata industri dan menunjukkan efektivitas strategi pertumbuhan yang dijalankan secara disiplin.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 15,9 persen yoy menjadi Rp1.584 triliun.
Sementara itu, total aset perseroan turut meningkat menjadi Rp2.120 triliun atau tumbuh 14,6 persen secara tahunan hingga November 2025.
Pencapaian tersebut menegaskan ketahanan model bisnis Bank Mandiri di tengah dinamika global, termasuk volatilitas pasar keuangan, normalisasi likuiditas, serta penyesuaian arah suku bunga sepanjang tahun.
Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menyampaikan bahwa konsistensi kinerja tersebut merupakan hasil dari strategi pertumbuhan yang dijalankan secara terukur dan berkelanjutan.
“Bank Mandiri menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan penguatan fundamental. Pengalaman menghadapi berbagai siklus ekonomi menjadi landasan kami dalam memperkuat manajemen risiko, permodalan, serta kesiapan operasional,” ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (29/12/2025).
Novita menambahkan, kebijakan bisnis Bank Mandiri tetap diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
“Kami melihat prospek ekonomi nasional yang tetap terjaga sebagai peluang untuk mempertahankan kinerja yang solid. Target kami adalah menjaga pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga tetap berada pada level dua digit hingga akhir 2025, dengan kualitas aset yang terus terjaga,” jelasnya.
Dari sisi kualitas aset, Bank Mandiri mencatat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,99 persen per November 2025, dengan tren perbaikan yang konsisten.
Kondisi ini didukung oleh tingkat pencadangan yang kuat, dengan coverage ratio sekitar 260 persen.
Terjaganya kualitas aset tersebut turut mendorong penurunan beban pencadangan hingga 36 persen secara tahunan, sehingga memberikan ruang lebih luas bagi penguatan kinerja berkelanjutan.
Ke depan, Bank Mandiri menegaskan fokus pada penguatan fundamental jangka panjang, termasuk pengembangan strategi bisnis dan digitalisasi.
“Dengan fundamental bisnis yang terjaga, kami optimistis dapat mempertahankan kinerja yang solid hingga akhir tahun sekaligus menyiapkan basis pertumbuhan yang sehat untuk periode berikutnya melalui penguatan strategi bisnis dan digitalisasi, serta likuiditas, kualitas aset, dan permodalan yang berada pada level memadai,” pungkas Novita.



















































