Nimas Taurina
Rabu, April 16, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
PEWARTA.CO.ID - Sebanyak 31 atlet panjat tebing terbaik Indonesia dipastikan akan berlaga di ajang bergengsi IFSC Climbing World Cup 2025 yang akan digelar di Bali pada 2-4 Mei mendatang. Kejuaraan dunia ini menjadi sorotan publik karena Indonesia kembali dipercaya sebagai tuan rumah kompetisi tingkat internasional tersebut.
Pelatih tim nasional panjat tebing Indonesia, Hendra Basir, menjelaskan bahwa para atlet tersebut akan tampil dalam dua nomor utama, yakni speed climbing dan lead climbing. Menurutnya, tim speed putra akan diperkuat oleh 10 atlet, sementara tim putri akan diwakili oleh sembilan atlet andalan.
"Untuk kejuaraan dunia di Bali, kebetulan karena Indonesia tuan rumah, untuk kategori speed yang putra ada 10 atlet dan putri sebanyak sembilan orang," ujar Hendra di Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Sementara untuk kategori lead climbing, masing-masing tim putra dan putri akan diisi oleh enam atlet pilihan. Seluruh atlet yang dikirim merupakan hasil seleksi dan pembinaan jangka panjang yang dilakukan federasi panjat tebing nasional.
Namun, tim Indonesia harus rela kehilangan salah satu atlet andalan di nomor speed putri, Rajiah Sallsabillah, yang sebelumnya lolos ke Olimpiade Paris 2024. Ia dikonfirmasi absen dari kejuaraan dunia tahun ini karena masih dalam tahap pemulihan pasca operasi tulang belakang yang dijalani awal tahun.
Rajiah diprediksi akan kembali siap berlaga pada bulan Agustus mendatang, sehingga harus melewatkan kesempatan tampil di Bali. Absennya Rajiah tentu menjadi kehilangan besar, namun tim tetap optimistis dengan komposisi yang ada.
Di sisi lain, Indonesia mendapat suntikan semangat dengan keikutsertaan Veddriq Leonardo, sang juara dunia kategori speed putra di Olimpiade Paris 2024. Kehadirannya diharapkan mampu mendongkrak performa tim dan memberikan motivasi lebih bagi rekan-rekannya.
Hendra menuturkan bahwa hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pemetaan terhadap kekuatan lawan-lawan yang akan dihadapi. Ia mengakui bahwa belum ada data lengkap mengenai komposisi tim dari negara lain, namun ia tetap mewaspadai potensi kejutan dari negara-negara yang sedang gencar membangun kekuatan di olahraga panjat tebing.
"Cuma ya kami patut mewaspadai negara-negara yang memang sedang membangun timnya untuk lebih baik lagi," ucapnya.
Ajang IFSC Climbing World Cup kali ini akan menjadi edisi keempat yang diselenggarakan di Indonesia. Sebelumnya, ajang serupa sukses digelar di Jakarta, tepatnya di kawasan SCBD dan Kompleks Gelora Bung Karno Senayan.
Penyelenggaraan tahun ini di Bali diharapkan mampu menarik perhatian publik yang lebih luas, sekaligus memperkuat citra Indonesia sebagai tuan rumah kompetisi olahraga internasional yang profesional dan meriah.
Sebanyak 30 negara dijadwalkan ikut serta dalam kejuaraan ini, bertanding dalam tiga nomor utama yaitu speed, lead, dan bouldering. Dengan jumlah peserta yang besar dan persaingan yang ketat, kejuaraan ini diprediksi akan menjadi tontonan yang mendebarkan sekaligus membanggakan.
Indonesia sendiri menargetkan pencapaian optimal, terutama dalam nomor speed climbing yang selama ini menjadi kekuatan utama tim Merah Putih di kancah dunia.