Banjir Rendam 11 Desa di Buton Utara Akibat Hujan Deras, Ribuan Warga Terdampak

6 hours ago 11

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Sabtu, Juli 05, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Banjir Rendam 11 Desa di Buton Utara Akibat Hujan Deras
Banjir Rendam 11 Desa di Buton Utara Akibat Hujan Deras

PEWARTA.CO.ID — Hujan deras yang mengguyur wilayah Sulawesi Tenggara dan Jawa Barat pada Jumat, 4 Juli 2025, menyebabkan bencana banjir yang meluas di dua daerah berbeda.

Di Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, banjir merendam 11 desa yang tersebar di lima kecamatan, sementara di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, satu desa ikut terendam akibat luapan air.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menyampaikan bahwa banjir di Buton Utara berdampak pada ribuan warga.

"Bencana melanda 620 KK (3.073 jiwa). Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih melakukan pendataan di lapangan," ujar Abdul Muhari, Sabtu (5/7/2025).

Ia juga merinci kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir tersebut. Menurutnya, terdapat ratusan rumah yang terendam dan sejumlah infrastruktur yang mengalami kerusakan.

"Sedangkan kerugian material tercatat rumah terdampak 620 unit, akses terdampak 2 titik, talud rusak 4 unit dan bangunan pengaman pantai 4 titik," tambahnya.

Meski sebagian wilayah sudah mulai surut pada hari yang sama, sejumlah lokasi lainnya masih tergenang air meskipun volume genangannya mengalami penurunan.

Tak hanya Buton Utara, hujan deras juga memicu banjir di wilayah Jawa Barat. Tepatnya di Desa Puspasari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.

"Sebanyak 45 KK (180 jiwa) terdampak. Tidak ada laporan adanya korban jiwa akibat kejadian tersebut. Warga bergotong royong untuk membersihkan material sampah dan lumpur yang terbawa banjir," jelas Abdul.

Sebagai langkah antisipatif, BNPB kembali mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi, termasuk banjir dan tanah longsor, terutama di musim penghujan seperti sekarang.

"Sumber informasi resmi terkait peringatan dini cuaca dan gerakan tanah. Pada bahaya geologi, BNPB mengharapkan pemerintah daerah dan warga untuk selalu mewaspadainya, mengingat ini dapat terjadi sewaktu-waktu, seperti erupsi gunung api dan gempa bumi," ungkap Abdul.

Dengan semakin tingginya potensi bencana yang muncul akibat perubahan cuaca ekstrem, BNPB mengimbau agar masyarakat lebih aktif memantau prakiraan cuaca dari sumber resmi serta memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar, khususnya di wilayah rawan bencana.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |