Hammad Hendra
Minggu, Februari 16, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
BTN Syariah bersiap menjadi Bank Umum Syariah pada 2025. (Dok. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK) |
Jakarta, Pewarta.co.id – Unit Usaha Syariah (UUS) BTN Syariah yang berada di bawah naungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) bersiap untuk naik kelas menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar BTN Syariah dalam memperkuat perannya di sektor perbankan syariah nasional.
“Setiap tahun, BTN Syariah mencatat pertumbuhan bisnis yang pesat dan kini telah mencapai usia dewasa yang siap untuk melangkah lebih jauh untuk melayani lebih banyak insan yang membutuhkan hunian layak dan terjangkau. Telah tiba saatnya BTN Syariah untuk go to the next level dengan menjadi bank umum syariah,” ujar Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, di Jakarta, Sabtu (15/2/2025).
BTN Syariah telah beroperasi selama 20 tahun dan memiliki peran besar dalam sektor properti syariah di Indonesia.
Hingga Oktober 2024, BTN Syariah telah menguasai 28 persen pangsa pasar pembiayaan perumahan berbasis syariah secara nasional.
Sementara di segmen pembiayaan perumahan subsidi syariah, bank ini mendominasi dengan pangsa pasar sebesar 90 persen.
Pertumbuhan pesat dan kinerja keuangan yang solid
Sejak berdiri, BTN Syariah terus mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Pada 2009, total asetnya baru mencapai Rp2,25 triliun, namun per akhir 2024, aset tersebut telah meningkat menjadi Rp61 triliun, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) sebesar 22,83 persen.
Dalam hal pembiayaan, BTN Syariah juga mencatatkan kinerja yang kuat. Dari Rp1,99 triliun pada 2009, total pembiayaan yang disalurkan telah mencapai Rp44 triliun pada 2024, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 21,31 persen.
Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil.
Pada akhir 2024, DPK BTN Syariah telah mencapai Rp50 triliun, meningkat dari Rp1,44 triliun pada 2009, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 24,72 persen.
Selain itu, BTN Syariah selalu mencatatkan laba positif sejak 2009.
Pada akhir 2024, laba bersihnya mencapai Rp911,42 miliar, meningkat signifikan dibandingkan Rp31,72 miliar pada 2009, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 23,35 persen.
"Selama dua dekade, BTN Syariah membukukan pertumbuhan bisnis yang stabil dari tahun ke tahun ditopang dengan rasio keuangan yang sehat dan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian. Hal ini terlihat dari rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) yang dijaga di bawah 3 persen atau 2,87 persen pada akhir 2024," tutur Nixon.
Tonggak penting dalam perjalanan BTN Syariah
BTN Syariah telah mencatat beberapa pencapaian penting dalam perjalanannya. Pada 2010, bank ini meluncurkan produk pembiayaan KPR Subsidi iB pertama dengan nama KPR Sejahtera BTN iB.
Selanjutnya, pada 2015, diperkenalkan produk KPR Subsidi Selisih Margin BTN iB, yang kemudian diikuti oleh peluncuran KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) BTN iB pada 2019.
Pada 2022, BTN Syariah juga berperan dalam program pembiayaan Tapera dengan menghadirkan produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah Tapera BTN iB, Pembiayaan Bangun Rumah Tapera BTN iB, dan Pembiayaan Renovasi Rumah Tapera BTN iB.
Ekspansi bisnis dan penguatan ekosistem halal
Direktur Consumer BTN, Hirwandi Gafar, menuturkan bahwa perubahan status menjadi bank umum syariah akan membuka peluang besar bagi BTN Syariah untuk mengembangkan bisnisnya.
“Sebagai contoh, Pembiayaan Emas, Umroh dan Haji Plus, Pembiayaan Korporasi dan UMKM, dan memperluas segmentasi nasabah prioritas. Kami yakin bahwa dengan menjadi bank umum syariah, BTN Syariah dapat meningkatkan kualitas layanan jasa keuangan syariah kepada masyarakat,” ujar Hirwandi.
Dalam hal pendanaan, BTN Syariah berencana meningkatkan keterlibatan dengan komunitas Muslim guna menghimpun dana pihak ketiga serta dana murah (current account saving account/CASA).
Dengan meningkatnya DPK berbiaya rendah, BTN Syariah akan memiliki lebih banyak sumber daya untuk ekspansi pembiayaan dengan margin yang lebih kompetitif.
Selain itu, BTN Syariah juga aktif meningkatkan literasi keuangan syariah di masyarakat, khususnya melalui pengembangan ekosistem halal dan inovasi digital.
“BTN Syariah terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan literasi terkait layanan keuangan syariah melalui ekosistem halal dan terus berinovasi, termasuk dalam hal digitalisasi dan perbaikan proses bisnis, sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia yang dapat menikmati kepemilikan hunian yang layak dan terjangkau,” katanya.
Dukungan terhadap program perumahan nasional
Sebagai bagian dari BTN, BTN Syariah berkomitmen mendukung program perumahan nasional, baik di era pemerintahan Presiden Joko Widodo maupun pemerintahan saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Selama pemerintahan sebelumnya, BTN Syariah menjadi akselerator utama program Satu Juta Rumah, dengan menyediakan pembiayaan perumahan syariah berbasis akad Musyarakah Mutanaqisah, Murabahah, dan Istishna.
Kini, BTN Syariah juga berperan aktif dalam mendukung Program Tiga Juta Rumah per Tahun yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, guna mengatasi backlog perumahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan dukungan jaringan yang luas, BTN Syariah telah memiliki 110 kantor cabang dan kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia hingga akhir 2024.
Selain itu, BTN Syariah juga memperkuat pendanaan melalui sekuritisasi aset KPR dan penerbitan sukuk jangka panjang BTN Tapera.
Transformasi digital dan inovasi layanan
BTN Syariah juga terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam industri perbankan.
Sejalan dengan transformasi digital yang dilakukan oleh induknya, BTN Syariah turut mengembangkan ekosistem KPR digital syariah, termasuk pengajuan KPR secara online melalui portal BTN Properti.
“Kami juga telah menyiapkan Super Apps Mobile Banking BTN Syariah yang akan diluncurkan tahun ini,” ungkap Hirwandi.
Dengan berbagai inovasi dan strategi yang diterapkan, BTN Syariah semakin mantap dalam perjalanannya menjadi Bank Umum Syariah yang lebih mandiri, kompetitif, dan mampu memberikan layanan keuangan syariah yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.