Hammad Hendra
Senin, Februari 24, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Bulog Semarang serap panen perdana petani Mijen sesuai HPP. (Dok. ANTARA) |
Semarang, Pewarta.co.id – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Semarang berhasil menyerap hasil panen padi perdana dari petani di Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
Gabah kering panen (GKP) tersebut dibeli sesuai dengan harga pokok penjualan (HPP) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp6.500 per kilogram.
Pimpinan Cabang Bulog Semarang, Rendy Ardiansyah, menyampaikan bahwa panen di Mijen berlangsung pada 22-23 Februari 2025.
Meskipun tidak menyebutkan jumlah total hasil panen di wilayah tersebut, ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini, realisasi penyerapan beras di wilayah kerja Bulog Semarang telah mencapai setara dengan 4.740 ton beras.
“Bulog Semarang berupaya menyerap hasil panen baik di daerah sentra produksi maupun nonsentra produksi. Kecamatan lain di Kota Semarang, seperti Mangkang Kulon, Ngaliyan, Tugu, maupun kecamatan lainnya, akan dijadwalkan juga kegiatan penyerapan panen,” ujar Rendy di Semarang, Senin (24/2/2025).
Kendati Kota Semarang bukan daerah surplus penghasil padi, Rendy menegaskan bahwa pihaknya tetap memiliki komitmen dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Selain itu, pembelian gabah langsung dari petani dengan harga yang sesuai HPP bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Serta semangat untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan pembelian GKP sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah Rp6.500 per kilogram,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya koordinasi antara aparat TNI, Polri, serta penyuluh pertanian dengan Bulog dalam memberikan informasi kepada petani terkait HPP.
Dengan adanya sinergi ini, diharapkan petani dapat menjual hasil panennya langsung kepada Bulog tanpa perantara sehingga mendapatkan harga yang lebih baik.
“Bulog Semarang juga saat ini masif melakukan penyerapan hasil panen berupa GKP maupun beras di daerah sentra produsen di wilayahnya, yakni di Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal, Kabupaten Semarang, dan Kota Salatiga,” jelasnya.
Di sisi lain, para petani menyambut baik kebijakan penyerapan panen ini.
Salah satu petani di Mijen, Nur Hasyim, mengungkapkan rasa syukurnya karena Bulog membeli gabah dengan harga Rp6.500 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan harga pasar yang berkisar antara Rp5.000 hingga Rp5.500 per kilogram.
“Karena harga gabah di luar seharga Rp5.000-Rp5.500 per kilogram,” kata Nur Hasyim.
Sebagai tambahan informasi, masa panen padi diperkirakan akan berlangsung mulai akhir Februari dan mencapai puncaknya pada bulan Maret, sebelum akhirnya berakhir pada April 2025.
Dengan adanya kebijakan penyerapan ini, diharapkan kesejahteraan petani meningkat dan stok beras nasional tetap terjaga.