Redaksi Pewarta.co.id
Senin, Juni 30, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Erupsi Gunung Ili Lewotolok capai kolom 900 meter! Warga diminta waspada guguran lava dan abu vulkanik. |
PEWARTA.CO.ID — Gunung Ili Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya.
Pada Senin pagi, 30 Juni 2025, tepat pukul 08.34 WITA, gunung api ini mengalami erupsi dengan kolom abu setinggi ± 900 meter dari puncak atau sekitar 2.323 meter di atas permukaan laut.
Letusan tersebut disertai dengan semburan abu berwarna kelabu pekat yang mengarah ke barat. Menurut laporan resmi dari Petugas Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Syawaludin, aktivitas erupsi ini terekam jelas oleh alat seismograf.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 33.2 mm dan durasi 48 detik," jelas Syawaludin dalam siaran persnya.
Status masih waspada, aktivitas dibatasi
Gunung Ili Lewotolok saat ini berada pada status Level II atau Waspada. Dengan status ini, masyarakat dan wisatawan diminta untuk tidak mendekati kawasan berbahaya yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang, yakni radius 2 kilometer dari pusat aktivitas gunung.
"Masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya. Terutama ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/kawah gunung," imbau Syawaludin.
Tak hanya wilayah timur, zona sektoral selatan dan tenggara juga menjadi area rawan. Aktivitas dalam radius 2,5 kilometer dari pusat kawah di sektor ini dilarang keras.
"Masyarakat maupun pengunjung tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok," tegasnya.
Peringatan serupa juga diberlakukan di sektor barat kawah gunung. Menurutnya, potensi bahaya dari longsoran lava tak hanya terbatas di sisi timur, tetapi bisa meluas ke berbagai arah tergantung kondisi aktivitas gunung.
"Waspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian barat puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok," tambah Syawaludin.
Ancaman abu vulkanik dan lahar dingin
Selain risiko longsoran lava, masyarakat juga diingatkan akan bahaya gangguan kesehatan akibat abu vulkanik yang dapat menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan iritasi lainnya. Syawaludin menyarankan agar warga melindungi diri dengan alat pelindung diri.
"Masyarakat sekitar dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," ujarnya.
Bahaya lain yang juga patut diwaspadai adalah potensi lahar, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak gunung.
"Diimbau agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," tutupnya.