Pasar Saham Domestik Melemah di Tengah Sentimen Ekonomi Global

2 months ago 63

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Selasa, Maret 04, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Pasar Saham Domestik Melemah di Tengah Sentimen Ekonomi Global
Pasar saham domestik melemah di tengah sentimen ekonomi global. (Dok. Ist)

Jakarta, Pewarta.co.id – Pasar saham Indonesia mengalami pelemahan pada akhir Februari 2025, dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi global.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, mengungkapkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 11,8 persen secara month to date (mtd) dan 11,43 persen secara year to date (ytd), sehingga ditutup di level 6.270,60 pada 28 Februari 2025.

“Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.879,86 triliun, atau turun sebesar 11,68 persen mtd, atau secara ytd turun sebesar 11,8 persen,” ujar Inarno dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulanan (RDKB) Februari 2025 di Jakarta, Selasa (25/2/2025).

Selain itu, investor asing (non-resident) mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp18,19 triliun secara mtd, sementara secara ytd angka net sell mencapai Rp21,9 triliun.

Performa pasar obligasi dan reksa dana

Di sektor obligasi, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) justru mencatat penguatan sebesar 1,14 persen mtd dan naik 1,92 persen ytd. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp8,86 triliun secara mtd dan Rp13,51 triliun secara ytd.

Sementara itu, di industri pengelolaan investasi, nilai aset kelolaan atau asset under management (AUM) mencapai Rp822,65 triliun per 28 Februari 2025.

Meski demikian, angka ini mengalami penurunan sebesar 0,78 persen secara mtd dan 2,16 persen secara ytd. Dari sisi reksa dana, terjadi net subscription sebesar Rp3,03 triliun secara mtd dan Rp0,44 triliun secara ytd.

Penghimpunan dana di pasar modal masih positif

Meskipun pasar saham mengalami tekanan, aktivitas penghimpunan dana di pasar modal masih menunjukkan tren positif.

Inarno mengungkapkan bahwa total nilai penawaran umum yang telah tercatat mencapai Rp20,74 triliun melalui satu penawaran umum terbatas serta 11 penawaran umum berkelanjutan.

“Sementara itu masih terdapat 123 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp42,56 triliun,” katanya.

Pada securities crowdfunding (SCF), sejak aturan diberlakukan hingga 25 Februari 2025, telah terdapat 18 penyelenggara yang mendapatkan izin dari OJK.

Total penerbitan efek mencapai 759 dari 492 penerbit, dengan jumlah pemodal sebanyak 176.119 investor dan dana yang dihimpun serta teradministrasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencapai Rp1,43 triliun.

Perkembangan bursa karbon dan derivatif keuangan

Sejak diluncurkan pada 26 September 2023, bursa karbon telah mencatatkan 110 pengguna jasa dengan total volume sebesar 1.578.000 tCO2e dan akumulasi nilai transaksi mencapai Rp77,25 miliar hingga akhir Februari 2025.

Dalam sektor derivatif keuangan, sejak 10 Januari hingga 28 Februari 2025, terdapat 111 pelaku dan 14 penyelenggara yang beroperasi berdasarkan berita acara serah terima (BAST) antara OJK dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

“Tercatat total volume transaksi derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa efek itu sebesar 98.684 lot dan akumulasi nilai sebesar Rp455,53 triliun sejak tanggal 1 Januari 2025 hingga 25 Februari 2025,” ujar Inarno.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |