Pendaki Wajib Tahu! Begini Cara Mencegah Hipotermia di Gunung

1 week ago 21

Pewarta Network

Pewarta Network

Selasa, Maret 04, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Pendaki Wajib Tahu! Begini Cara Mencegah Hipotermia di Gunung
Arsip Foto - Sejumlah orang mendaki Tanjakan Cinta di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Lumajang, Jawa Timur, Senin (23/12/2024). (Dok. ANTARA).

PEWARTA.CO.ID - Mendaki gunung menawarkan pengalaman yang menantang dan menyegarkan, tetapi juga memiliki risiko kesehatan, salah satunya adalah hipotermia. Kondisi ini dapat terjadi ketika suhu tubuh menurun drastis akibat paparan cuaca dingin dalam waktu lama. Oleh karena itu, persiapan yang matang sangat diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan mengalami hipotermia saat pendakian.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD, menekankan bahwa perencanaan yang baik dapat membantu mengurangi risiko hipotermia.

"Dengan persiapan yang baik, risiko hipotermia saat mendaki gunung bisa diminimalkan, sehingga perjalanan tetap aman dan nyaman," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu pada Senin (3/3/2025).

Salah satu langkah utama dalam mencegah hipotermia adalah mengecek prakiraan cuaca sebelum memulai perjalanan. Jika cuaca diprediksi ekstrem, sebaiknya jadwal pendakian ditunda.

"Hindari perjalanan saat cuaca ekstrem. Jangan mendaki sendirian, dan pastikan anggota tim tahu cara mengatasi hipotermia jika terjadi keadaan darurat," kata dr. Faisal.

Selain itu, pendaki harus mempersiapkan pakaian yang sesuai. Gunakan pakaian berlapis untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Lapisan pertama sebaiknya berbahan dry-fit atau wol yang mampu menyerap keringat dan menjaga tubuh tetap kering.

Lapisan kedua berupa jaket bulu atau bahan yang mampu mempertahankan panas tubuh, sedangkan lapisan ketiga adalah jaket tahan air dan tahan angin untuk melindungi dari hujan serta angin kencang.

"Hindari (pakaian berbahan) katun, karena menyerap air dan sulit kering," tambahnya.

Selain pakaian, perlengkapan lain seperti sarung tangan, kaos kaki wol, syal, serta topi atau tudung juga penting untuk mengurangi kehilangan panas tubuh, terutama dari kepala dan bagian ekstremitas.

Menyesuaikan pakaian dengan kondisi cuaca adalah salah satu cara untuk menghindari penurunan suhu tubuh secara drastis. Jika tubuh mulai berkeringat, pendaki disarankan untuk menyesuaikan pakaian dengan melepas atau menambah lapisan agar tidak mengalami panas berlebih atau kedinginan.

"Jika berkeringat sesuaikan pakaian dengan melepas atau menambah lapisan agar tidak terlalu panas atau dingin. Gunakan raincoat atau ponco saat hujan," kata dr. Faisal.

Selain menjaga suhu tubuh, asupan nutrisi juga sangat penting selama mendaki gunung. Makanan tinggi kalori seperti cokelat, kacang-kacangan, dan makanan berlemak dianjurkan untuk membantu tubuh menghasilkan panas yang cukup.

Tidak hanya makanan, hidrasi yang cukup juga diperlukan. Pendaki perlu minum cukup air untuk menghindari dehidrasi serta menghindari minuman beralkohol dan berkafein yang dapat mempercepat hilangnya panas tubuh.

"Tetap bergerak untuk menjaga sirkulasi darah. Jika harus berhenti, cari tempat yang terlindung dari angin dan gunakan lapisan tambahan untuk mencegah kehilangan panas," tutupnya.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pendaki dapat meminimalisir risiko hipotermia dan menikmati pendakian dengan lebih aman serta nyaman. Pastikan selalu melakukan persiapan yang matang sebelum memulai perjalanan ke gunung untuk menjaga keselamatan diri dan tim.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |