Redaksi Pewarta.co.id
Senin, Juni 30, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Wabah ular resahkan warga Tangsel. Hampir tiap hari Damkar evakuasi ular jenis kobra dan sanca dari rumah-rumah warga di permukiman padat penduduk. (Foto: Dok. RRI) |
PEWARTA.CO.ID — Fenomena kemunculan ular di tengah permukiman warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus membuat masyarakat resah.
Dalam beberapa bulan terakhir, intensitas laporan penemuan ular melonjak tajam hingga membuat regu penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Tangsel nyaris tak pernah libur.
Komandan Regu Rescue Charlie Damkar Tangsel, Ilham, mengungkapkan bahwa hampir setiap hari pihaknya menerima panggilan dari warga terkait keberadaan ular di lingkungan tempat tinggal mereka.
“Hampir setiap hari kita rescue ular. Yang paling sering jenis sanca sama Kobra Jawa dan sanca terbesar panjang sampai 5 meter,” ungkap Ilham, Minggu (29/6/2025).
Menurut Ilham, lonjakan kejadian ini tak lepas dari sejumlah faktor, mulai dari kondisi geografis, cuaca, hingga kebersihan lingkungan.
Perpaduan faktor tersebut membuat ular-ular yang biasanya tinggal di alam terbuka kini mulai memasuki area pemukiman.
“Sebenarnya, memang hewan reptil itu dan kita hidup berdampingan. Faktor kedua juga kadang di rumah-rumah ada sumber makanan ular, di mana kotoran tikus memancing ular untuk masuk,” jelasnya.
Ilham juga menyoroti kondisi geografis Tangsel yang masih menyisakan banyak area terbuka seperti kebun, semak-semak, dan bantaran sungai.
Lokasi-lokasi tersebut menjadi habitat alami bagi ular, termasuk jenis sanca dan kobra jawa.
Pergantian musim dari penghujan menuju kemarau turut memicu peningkatan aktivitas ular.
Ilham menegaskan bahwa musim peralihan seperti ini membuat reptil berdarah dingin itu lebih aktif keluar dari sarangnya.
“Untuk cuaca juga berpengaruh ular pada keluar, pergantian musim dari hujan ke kemarau kadang untuk bertemu bulan September-Oktober, makanya ular-ular sudah mulai aktif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ilham menambahkan bahwa lingkungan rumah yang lembap dan jarang dibersihkan kerap menjadi tempat favorit bagi ular untuk bersembunyi.
Khusus ular sanca, mereka memiliki kecenderungan bersembunyi di plafon rumah atau tempat gelap yang tidak terganggu aktivitas manusia.
“Terus, ular sanca itu dia suka lebih ke tempat lembab, seringnya di plafon rumah,” tambahnya.
Sebagai langkah pencegahan, Damkar Tangsel mengimbau warga agar senantiasa menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
Ilham juga menyarankan agar masyarakat tidak panik ketika melihat ular dan tidak sembarangan mencoba menangkapnya.
Jika keberadaan ular membahayakan atau sulit ditangani, warga dapat segera menghubungi pihak Damkar untuk penanganan profesional.
Namun, apabila kondisi memungkinkan dan aman, ular bisa diusir menggunakan alat sederhana seperti sapu.