Hammad Hendra
Rabu, Maret 05, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Malam Lailatul Qadar merupakan malam istimewa yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai malam penuh keberkahan.
Keutamaannya dijelaskan dalam Surah Al-Qadr, yang mengungkapkan bahwa malam ini lebih baik dari seribu bulan.
Para ulama juga memberikan berbagai penafsiran mengenai makna dan kemuliaan malam tersebut.
Al-Qur'an menyebut keutamaan Lailatul Qadar
Dalam Surah Al-Qadr ayat pertama, Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya, Kami telah menurunkan Al-Qur'an pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan)." (QS. Al-Qadr: 1)
Ayat ini menunjukkan bahwa pada malam tersebut, Al-Qur'an diturunkan dari Lauh Mahfudz ke langit dunia.
Kejadian ini saja sudah cukup menunjukkan betapa agungnya malam ini.
Allah SWT kemudian mengajukan pertanyaan untuk menarik perhatian:
"Dan tahukah kamu betapa agungnya Lailatul Qadar itu?" (QS. Al-Qadr: 2)
Pertanyaan ini mempertegas bahwa malam tersebut memiliki keutamaan yang luar biasa, penuh dengan nikmat dan karunia dari Allah SWT.
Lalu, dalam ayat berikutnya dijelaskan lebih lanjut:
"Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3)
Maksud dari ayat ini adalah bahwa ibadah yang dilakukan pada malam Lailatul Qadar lebih besar nilainya dibandingkan ibadah selama seribu bulan.
Meskipun tidak diketahui secara pasti seberapa besar keutamaannya, ayat ini menunjukkan bahwa malam tersebut memiliki nilai yang tak ternilai.
Turunnya para malaikat pada malam Lailatul Qadar
Allah SWT berfirman:
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat..." (QS. Al-Qadr: 4)
Imam Razi menjelaskan bahwa ketika manusia pertama kali diciptakan, para malaikat bertanya kepada Allah SWT mengenai keberadaan manusia di bumi yang akan berbuat kerusakan.
Namun, dengan adanya malam Lailatul Qadar, para malaikat turun untuk menyaksikan manusia beribadah dan memuji Allah, menunjukkan betapa besar karunia Allah bagi umat manusia.
Lebih lanjut, ayat tersebut menyebutkan:
"Dan ruhul qudus (Malaikat Jibril Alaihis salam) turun pada malam itu..." (QS. Al-Qadr: 4)
Para ahli tafsir memiliki beberapa pendapat mengenai makna kata ruh dalam ayat ini:
- Mayoritas ulama berpendapat bahwa ruh di sini merujuk pada Malaikat Jibril, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Razi.
- Ada juga pendapat bahwa ruh adalah malaikat yang sangat besar, sehingga jika langit dan bumi disandingkan dengannya, tampak kecil seperti sesuap makanan.
- Beberapa ulama menyebutkan bahwa ruh adalah malaikat yang hanya muncul pada malam Lailatul Qadar.
- Pendapat lain menyebutkan bahwa ruh adalah makhluk khusus Allah yang tidak termasuk manusia atau malaikat.
- Ada yang mengatakan bahwa ruh adalah Nabi Isa Alaihis salam yang turun bersama para malaikat.
- Pendapat terakhir menyebutkan bahwa ruh adalah rahmat khusus dari Allah yang turun pada malam tersebut.
Imam Baihaqi dalam kitab Sunan-nya meriwayatkan sebuah hadis dari Anas bin Malik:
"Pada malam Lailatul Qadar, Jibril Alaihis salam turun bersama sekumpulan malaikat dan berdoa memohon rahmat untuk setiap orang yang sibuk berdzikir pada malam itu."
Keberkahan dan keselamatan Lailatul Qadar
Allah SWT juga berfirman:
"Dengan perintah Tuhannya mereka turun ke bumi dengan membawa setiap perkara (kebaikan)." (QS. Al-Qadr: 4)
Menurut Kitab Mazhahiril Haq, pada malam ini malaikat diciptakan, unsur penciptaan Nabi Adam Alaihis salam dikumpulkan, dan pohon-pohon surga ditanam.
Beberapa hadis juga menyebutkan bahwa pada malam ini doa-doa dikabulkan.
Selanjutnya, dalam ayat terakhir disebutkan:
"Malam itu (penuh dengan) salam ..." (QS. Al-Qadr: 5)
Malam ini disebut penuh dengan salam atau keselamatan.
Maksudnya, sepanjang malam tersebut, para malaikat menyampaikan salam kepada orang-orang yang beriman, atau bisa juga diartikan bahwa malam ini bebas dari segala bentuk kejahatan dan keburukan.
Terakhir, Allah SWT menegaskan:
"Malam yang penuh dengan salam itu sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr: 5)
Artinya, keberkahan dan rahmat yang turun pada malam itu berlangsung hingga fajar menyingsing.