Redaksi Pewarta.co.id
Kamis, Februari 06, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
CEO Meta, Mark Zuckerberg, menanggapi santai atas kemunculan DeepSeek. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) terbaru asal China, DeepSeek, menjadi bahan diskusi di dunia teknologi.
Platform ini dinilai menawarkan layanan yang lebih unggul dibandingkan ChatGPT yang telah lebih dulu hadir. Namun, CEO Meta, Mark Zuckerberg, tetap tenang dalam menanggapi fenomena ini.
Dalam sesi tanya jawab bersama para analis Wall Street, Zuckerberg menerima sejumlah pertanyaan terkait model AI DeepSeek dan dampaknya terhadap strategi Meta di bidang AI.
Dilansir dari The Verge, Jumat (31/1/2025), Zuckerberg menilai bahwa pencapaian DeepSeek dengan dana yang relatif terbatas justru mengonfirmasi bahwa Meta telah berada di jalur yang tepat.
Lebih lanjut, Meta berencana mengadopsi inovasi yang dibawa oleh DeepSeek ke dalam pengembangan Llama. Di tengah kekhawatiran investor mengenai dampak DeepSeek terhadap model bisnis AI yang ada, saham beberapa perusahaan teknologi mengalami penurunan.
Namun, Zuckerberg tetap optimis bahwa investasi besar Meta dalam infrastruktur dan belanja modal akan memberikan keuntungan jangka panjang.
“Saya terus berpikir bahwa berinvestasi dalam jumlah besar pada Belanja Modal dan infra akan menjadi keuntungan strategis seiring berjalannya waktu,” kata Zuckerberg.
Ia juga menegaskan bahwa kebutuhan akan daya komputasi tidak akan berkurang. Sebaliknya, penggunaan komputasi yang lebih besar pada saat inferensi akan meningkatkan kualitas layanan serta kecerdasan model AI.
Persiapan Meta luncurkan Llama 4
Dalam beberapa bulan mendatang, Meta berencana merilis Llama 4, model AI terbaru mereka yang mengusung kemampuan multimodal serta aspek "agentik."
Zuckerberg optimistis bahwa teknologi ini akan membantu Meta mencapai satu miliar pengguna dalam tahun ini.
Ia juga mengungkapkan harapannya agar Llama 4 dapat menjadi tolok ukur baru dalam dunia AI serta memperkuat posisi Meta sebagai pemimpin dalam pengembangan AI open source.
Zuckerberg memandang tahun 2025 sebagai periode krusial dalam evolusi AI.
Menurutnya, di tahun ini AI akan semakin mampu menggantikan peran engineer tingkat menengah dalam menulis kode, yang akan membawa perubahan signifikan dalam proses pengembangan perangkat lunak di berbagai perusahaan teknologi.
Di sisi lain, Meta juga tengah memperluas cakupan asisten AI mereka, Meta AI, yang ditargetkan mampu menjangkau lebih dari satu miliar pengguna sebelum tahun berakhir.
Fokus utama Meta dalam pengembangan AI adalah personalisasi pengalaman pengguna, dengan menyesuaikan layanan berdasarkan preferensi, minat, serta latar belakang budaya masing-masing individu.
"Kami percaya bahwa tidak semua orang ingin menggunakan AI yang sama. Orang ingin AI mereka dipersonalisasi sesuai konteks, minat, kepribadian, dan budaya mereka," ujarnya.