Jadikan Puasa sebagai Perisai Diri dari Keburukan

2 weeks ago 30

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Rabu, Februari 26, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Jadikan Puasa sebagai Perisai Diri dari Keburukan
Jadikan puasa sebagai perisai diri dari keburukan. Ilustrasi. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Puasa dalam Islam bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga berfungsi sebagai perisai yang melindungi diri dari keburukan, terutama godaan setan.

Dari Abu Ubaidah Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Puasa adalah perisa selama dia tidak memecahkannya. (H.R. Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Hakim, darı Kitab At-Targhib)

Dalam berbagai riwayat hadits disebutkan bahwa puasa dapat menyelamatkan seseorang dari azab Allah SWT dan menjadi pelindung dari api neraka.

Dalam sebuah hadits, seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah yang menyebabkan puasa rusak?" Beliau menjawab, "Berdusta dan membicarakan keburukan orang lain."

Hadits ini mengajarkan bahwa menjaga lisan dan perbuatan selama berpuasa sangat penting agar ibadah tersebut tidak menjadi sia-sia.

Menjaga perbuatan agar puasa tidak sia-sia

Banyak ulama menekankan pentingnya menjauhi perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa.

Sebagian berpendapat bahwa berbohong dan membicarakan keburukan orang lain bisa membatalkan puasa sebagaimana makan dan minum.

Namun, sebagian besar ulama berpendapat bahwa meskipun tidak membatalkan, perbuatan tersebut bisa menghilangkan keberkahan puasa.

Agar puasa benar-benar menjadi perisai, ada enam adab yang perlu diperhatikan:

1. Menjaga pandangan

Seorang yang berpuasa hendaknya menghindari pandangan yang diharamkan, termasuk melihat sesuatu yang dapat menimbulkan hawa nafsu.

Bahkan, melihat istri dengan syahwat pun sebaiknya dihindari, apalagi melihat wanita yang bukan mahram.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Pandangan mata adalah satu anak panah dari panah-panah iblis. Barang siapa karena takut kepada Allah SWT menjauhkan diri dari melihat maksiat, maka Allah SWT akan mengaruniakan nur iman kepadanya yang dengannya ia akan merasakan kemanisan dan kelezatan iman di dalam hatinya."

2. Menjaga lisan

Berbohong, mengadu domba, berbicara sia-sia, bertengkar, serta membicarakan keburukan orang lain adalah hal-hal yang harus dihindari selama berpuasa.

Dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa puasa adalah perisai, sehingga seseorang yang sedang berpuasa hendaknya tidak merusaknya dengan perkataan sia-sia dan pertengkaran.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan panduan jika menghadapi orang yang ingin mengajak bertengkar:

"Jika ada orang lain yang mengajak bertengkar, maka katakanlah, 'Aku sedang berpuasa."

Sebuah kisah di zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan dampak buruk dari membicarakan keburukan orang lain saat berpuasa.

Dikisahkan ada dua wanita yang merasa sangat lapar dan hampir pingsan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memerintahkan mereka untuk muntah ke dalam sebuah mangkuk.

Yang mengejutkan, dari mulut mereka keluar potongan daging dan darah segar. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda:

"Mereka berpuasa dari makanan halal tetapi memakan yang haram dengan cara membicarakan keburukan orang lain."

Kisah ini memberikan peringatan bahwa meskipun seseorang menahan diri dari makan dan minum, tetapi jika masih melakukan ghibah (menggunjing), puasanya tetap ternodai.

3. Menjauhi perbuatan dosa

Puasa yang dilakukan dengan penuh keimanan akan terasa ringan bagi orang-orang yang bertakwa.

Sebaliknya, bagi mereka yang masih bergelimang dalam dosa, puasa akan terasa berat.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menggambarkan bahwa membicarakan keburukan orang lain seperti memakan daging saudaranya yang telah mati.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah melihat sekumpulan orang dan bersabda:

"Cungkillah kotoran di gigi-gigi kalian!"

Ketika mereka merasa tidak mengerti, beliau menjelaskan bahwa mereka telah memakan daging orang lain dengan membicarakan keburukannya.

Menjadikan puasa sebagai perisai diri

Masih banyak hadits lain yang memperingatkan bahaya ghibah dan perbuatan dosa lainnya selama berpuasa.

Hal ini menjadi pengingat bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga harus disertai dengan penjagaan diri dari perbuatan yang merusak pahala.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dalam menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan menjauhkan kita dari perbuatan dosa. Aamiin.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |