Kashmir: Wilayah Strategis yang Terus Menjadi Rebutan India dan Pakistan

5 hours ago 4

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Selasa, April 29, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

 Wilayah Strategis yang Terus Menjadi Rebutan India dan Pakistan
Kashmir: Wilayah strategis yang terus menjadi rebutan India dan Pakistan. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak setelah insiden berdarah di Kashmir.

Pada 22 April 2025, serangan kelompok militan di Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikuasai India, menewaskan 26 wisatawan.

Menanggapi kejadian ini, pemerintah India menuding Pakistan mendukung kelompok militan tersebut tuduhan yang langsung dibantah tegas oleh Islamabad.

Terlepas dari perdebatan mengenai tuduhan itu, tragedi ini kembali membawa kedua negara bertetangga tersebut mendekati ancaman konflik bersenjata.

Sejarah konflik kashmir

Kashmir merupakan sebuah kawasan di bagian utara anak benua India, yang terdiri dari wilayah Jammu, Kashmir, dan Ladakh.

Sejak lama, kawasan ini menjadi sumber ketegangan antara India, Pakistan, bahkan juga China.

Akar dari sengketa Kashmir bermula pada tahun 1947, saat India dibagi menjadi dua negara, India dan Pakistan.

Maharaja Kashmir, yang memeluk agama Hindu, memutuskan bergabung dengan India meskipun mayoritas penduduk Kashmir beragama Islam.

Keputusan ini memicu Perang India-Pakistan pertama, yang berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata pada 1949 dan menetapkan Garis Kontrol atau Line of Control (LoC) sebagai batas wilayah tidak resmi antara kedua negara.

Namun, garis pemisah itu tidak menghentikan konflik.

India dan Pakistan kembali terlibat perang besar di Kashmir pada tahun 1965, 1971, dan terakhir pada 1999.

Hingga kini, Kashmir tetap menjadi wilayah yang dipenuhi ketegangan dan militerisasi berat.

Mengapa Kashmir begitu diperebutkan?

Kashmir tidak hanya memiliki nilai historis, tetapi juga kekayaan strategis yang menjadikannya rebutan.

Wilayah ini dialiri Sungai Indus beserta anak-anak sungainya, yang berperan penting sebagai sumber air utama bagi India dan Pakistan.

Selain itu, Kashmir menawarkan tanah subur, kekayaan mineral seperti emas, uranium, hingga cadangan gas alam.

Tidak heran bila Kashmir disebut sebagai ‘surga di bumi’ berkat keindahan alamnya yang memukau.

Bagi Pakistan, mayoritas penduduk Muslim di Kashmir menjadi alasan kuat mengapa wilayah ini seharusnya bergabung dengan mereka.

Pakistan berulang kali mendesak diadakannya referendum untuk menentukan masa depan Kashmir, sedangkan India menegaskan bahwa partisipasi rakyat Kashmir dalam pemilu India sudah menjadi bukti keabsahan wilayah tersebut sebagai bagian dari negara India.

Pakistan mengacu pada beberapa resolusi PBB yang mendukung penyelenggaraan referendum, namun India menegaskan bahwa Perjanjian Simla tahun 1972 mewajibkan kedua negara menyelesaikan sengketa melalui negosiasi bilateral.

Perkembangan terkini

Situasi Kashmir semakin rumit setelah pemerintah India, pada tahun 2019, mencabut status otonomi khusus Jammu dan Kashmir.

Langkah ini memicu kecaman keras dari Pakistan dan mendorong China untuk memperkuat klaimnya atas sebagian wilayah di perbatasan timur.

Kini, Kashmir tetap menjadi salah satu kawasan paling termiliterisasi di dunia, dengan ketiga negara India, Pakistan, dan China sama-sama mempertahankan klaim mereka.

Meskipun berbagai upaya diplomatik internasional telah dilakukan, hingga hari ini, belum ada solusi permanen yang dapat mengakhiri konflik panjang yang telah membayangi kawasan itu selama lebih dari tujuh dekade.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |